Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
Instagram: ocean.desu
Happy reading
----
"Divisi kami telah menemukan lokasi strategis untuk salah satu proyek yayasan atas nama perusahaan LZ group."
Jean selaku ketua divisi 3 tampak melaporkan sebuah proposal yang telah di buat oleh para anggota nya.
Kini keputusan ada di tangan Tuan besar yang ada di depan nya. Alejandro Orion Lizeros.
"Di mana?"tanya Orion dengan tatapan fokus pada berkas di depan nya.
"Tepat di pinggiran pusat kota. Di sana ada sekitar 2 hektar lahan kosong yang cocok untuk membangun gedung yayasan panti asuhan."jawab Jean lugas.
"Panti?"celetuk balita mungil yang sejak tadi berada di atas meja kerja Orion. Dengan baju kodok jeans pendek serta rambut jamur terkuncir dua. Balita itu tampak serius dengan pena yang ia pegang.
Jean tersenyum gemas. "Iya nona kecil."
"Berapa anggaran yang di perlukan?"tanya Orion.
"Sekitar 4 milyar rupiah."
Orion menganggukkan kepalanya. "Segera realisasikan."
Jean bersorak dalam hati. Untuk pertama kali nya pengajuan proposal berjalan dengan lancar dan cepat. Ada yang berbeda dari petinggi LZ group itu, pria itu terlihat lebih tenang.
Ah, apakah karena ada sang putri bungsu yang menemani nya.
"Papa, liat..."Ruby menunjukkan hasil coretan nya.
Orion mengalihkan pandangan nya. Mata tajam nya sedikit melebar sedangkan Jean mematung di tempat.
"Kau bisa menulis?"tanya Orion. Ia meraih kertas kosong yang beberapa menit lalu ia berikan. Tulisan 'Ruby Andromeda Lizeros' terlihat begitu sempurna.
Ruby mengangguk santai. "Bisa!"
"Bisa menghitung?"
Ruby menghempaskan empeng nya dengan wajah sombong, "Bisa!"
Orion menatap Ruby dengan tatapan sulit di artikan. Ia lantas membalik kertas coretan tadi dan menuliskan sesuatu.
115+107=
Jean meringis dalam hati. Orion terlalu excited, bagaimana bisa ia mengetes bocah tiga tahun dengan penjumlahan sebanyak itu.
Tentu saja balita kecil itu tidak bisa menjawab.
Ruby menoel hidung nya seraya merampas kertas dari tangan Orion.
"Jadi dua latus dua puluh dua..."gumam Ruby seraya menulis jawaban di kertas itu.
Mata Jean membulat sempurna, ia menutup mulut tidak percaya. Sedangkan Orion tampak menarik sudut bibir nya.
"Bagaimana bisa aku mendapatkan berlian se langka ini?"gumam Orion menatap Ruby lekat.
Pria itu lantas bangkit dan meraih tubuh Ruby. Balita itu berdiri di atas meja.
"Wahh nona sangat luar biasa!"puji Jean. Putri bungsu Orion benar-benar jenius!
Ruby berkedip, lebay sekali. Penjumlahan seperti itu mah gampang.
Tunggu!
Ruby lupa. Dia kan masih balita!!!!!!!
Tidak! Orion pasti akan curiga jika ia adalah bocah jadi-jadian!
"Ruby, apa yang kau sembunyikan dari ku?"tanya Orion serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...