Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
AUTHOR=SHEY
(Instagram=ocean.desu)Happy reading
____
"Keluarga Reinhard terus merangsek masuk ke wilayah Lizeros. Awasi mereka selagi papa di Melbourne."
Jendra mematikan sambungan telponnya setelah menerima perintah dari Orion.
Reinhard sudah bergerak rupanya.
Jendra menyesap batang nikotin yang semakin memendek. Mata tajam nya melirik ke dalam kamar.
Ruby tengkurap di ranjang Jendra seraya bermain lampu tidur bentuk jamur, hadiah dari Rumi sang pengasuh.
Mata Jendra menyipit, di dalam kamar remaja yang minim cahaya itu sesuatu yang begitu menakjubkan terjadi.
Mata hitam Ruby yang biasanya berbinar jernih kini nampak berkilau. Sekilas berwarna merah seperti batu Ruby murni.
Sudut bibir Jendra terangkat, ia terkekeh rendah. "Itu alasan utama kau di buru keluarga mu sendiri."datar nya.
Setelah itu, Jendra bangkit dan menginjak puntung rokok yang ia buang begitu saja di lantai. Ia membuka pintu balkon yang sengaja ia tutup karena tak mau Ruby menghirup asap dari rokok nya.
"Ruby."
Sang balita mendongak. Jendra mendekat, ia menatap mata Ruby dengan intens. "Aku akan menjaga nya."gumam Jendra pelan.
Ruby hanya berkedip tak paham.
"Papa?"
Jendra mendengus. "Urusan di sana belum selesai, tunggu lah besok."ujar Jendra seraya mengacak rambut lebat Ruby.
Remaja tampan itu segera membuka pakaian nya. Ia tak mau kembali di protes Ruby akibat bau rokok yang menempel di baju nya.
"Kakak akan mandi sebentar."
Pintu kamar mandi tertutup, Ruby menggedikan bahu acuh setelah itu kembali mengotak-atik lampu tidur nya.
Lampu yang tadi nya berwarna kuning kini berubah menjadi merah.
Ia menekan-nekan tombol yang berada di samping pegangan lampu. Ternyata itu guna nya.
"Oalaa jadi bisa belubahh."Ruby mengangguk kan kepala lucu, setelah itu mengubah posisi nya menjadi terlentang.
Tapi...
"Aghh."ringis Ruby membuat pintu kamar mandi seketika terbuka kasar.
Jendra dengan hanya menggunakan handuk sepinggang berjalan dengan gontai.
"Ada apa."wajah remaja itu sedikit panik saat melihat mata Ruby berkaca-kaca.
"Sakit..."ringis Ruby, ia lupa punggung nya belum sepenuhnya sembuh. "Luby lupa."sambung Ruby kembali tengkurap dengan wajah sendu.
Jendra meninggalkan balita itu tanpa sepatah kata. Membuka lemari dan menarik salah satu kaos polos dengan kasar, lalu mencengkram pinggir lemari tanpa sadar.
"Kak Jendla..."
Jendra memejamkan mata sejenak. "Hm?"gumam nya.
Setelah memakai baju dan celana pendek. Remaja itu segera menghampiri sang adik.
"Mau bobo..."balita itu sedikit merengek.
Jendra mendekat, dengan hati-hati ia meraih tubuh mungil itu di gendongan depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...