Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
(Instagram: ocean.desu)
Happy reading
---
Setelah kematian mendiang istrinya, hidup Orion berubah. Tidak ada hal menarik bagi nya, pria itu kesepian. Annora meninggal saat usia Jendra 10 tahun, anak laki-laki yang selalu menempel pada ibu nya itu pun terlihat sangat terpukul.
Jujur saja Orion tidak dekat dengan Jendra selayaknya ayah dan anak. Bocah itu terlalu bergantung pada ibu nya. Yang ada mereka hanya akan terus berselisih untuk merebut perhatian Annora.
Namun entah mengapa, setelah kepergian Annora, Jendra lebih terbuka dengan nya. Dulu Orion sempat menghawatirkan mental anak laki-laki nya, di luar dugaan anak itu terus menerus menekan masuk dalam kehidupan Orion.
Jendra kecil terlihat sangat ambisius, sikap manis yang selalu ia tunjukkan untuk sang ibu hilang. Ia lebih sering menampilkan wajah datar.
Kemana pun Orion pergi, bocah itu selalu mengikuti nya. Bahkan saat Orion menjejalkan berbagai misi berbahaya pun ia bersedia tanpa banyak bicara.
Sisi gelap Jendra seakan bangkit.
Memikirkan nya membuat Orion tersenyum tipis. Untuk orang yang menyandang gelar keturunan murni Lizeros, sifat seperti itu adalah hal wajar.
Langkah kaki panjang Orion membawa nya masuk ke dalam sebuah kamar beraroma buah melon segar.
Masih tidak menyangka, di dalam mansion mengerikan ini ada sesosok peri kecil yang sangat menakjubkan.
Dan itu milik nya.
"Ruby.."
Sudah lama sekali Orion tidak memiliki semangat untuk pulang, karena jujur saja, di sini lah kenangan mendiang sang istri terus berputar.
Dan kali ini, perasaan itu kembali. Ia kembali hanya untuk bisa terus bersama balita cantik yang tengah tertidur pulas di balik selimut tebal.
Orion meletakkan telapak tangan lebar nya pada kening Ruby. Suhu tubuhnya cukup normal.
Lexy sudah memberitahu nya tentang perkembangan Ruby. Anak nya sudah sepenuhnya sehat.
Pria tampan itu secara perlahan bergerak menjatuhkan tubuhnya di samping Ruby.
Alis Ruby mengernyit, sedotan di empeng nya melemah. Ia menggeram pelan, membuat sang Papa merasa bersalah.
Orion menepuk-nepuk kepala Ruby dengan sangat lembut.
"Maaf telah mengganggu tidur mu."bisik nya.
---
"Paman atau om?"
Sammuel terkekeh geli. Balita di depan nya tengah asik mengobok-obok akuarium berisi ikan hias warna warni.
"Terserah nona saja."
"Oke, Luby akan memanggil paman tampan saja."
Mulut Sam terbuka, ia ikut berjongkok di samping Ruby. "Apakah aku tampan?"
Ruby melirik Sam seraya tersenyum lucu. "Ya, tentu saja."
"Astaga astaga..."sekretaris Orion itu nampak semangat. Bukan kah anak kecil itu selalu jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...