28.

5.5K 469 30
                                    


Warn : mention of sex 🔞


..

Nafasnya masih naik turun. Azura berada di gendoangan Fred. Dadanya yang terus tergesek dasar baju seragam membuatnya sakit.

Dia meringis nyeri. Tentu saja menjadi perhatian Fred.

"Kenapa sayang?"

Suara rendahnya mengejutkan Zuya. Dia menjauhkan dadanya dengan usaha penuh.

"Hun? Kenapa sih?"

Zuya menoleh pada George.

Menunjuk dadanya malu-malu. Mencicit layaknya bunga putri malu.

"Ini ... sakit."

Pemandangan yang terlihat elok bagi George dan Fred. Bagaimana keduanya tak makin tergila-gila. Dalam keadaan berantakan saja, pasangannya ini tetap terlihat menawan.

George tersenyum kecil. Tangannya terangkat menyentuh dada Zuya.

"A-ah! ... sakit!" Rengekannya tak terdengar membuat mereka kesal.

Lebih dari itu malah membuat mereka ingin melewati batas.

Sayangnya kesadaran diri masih ada dalam pemikiran mereka. Zuya belum terlalu kuat untuk menghadapi mereka.

Jadi, George tetap menggesekkan jarinya. Menekan dada Zuya makin liar.

Zuya mendongak sakit sekaligus merasakan nikmat yang baru pertama kali ia rasakan.

Kepalanya terjatuh pada bahu George yang masih berdiri di belakangnya. Fred terkekeh kecil. Mendekatkan wajahnya pada leher Zuya. Dan mendaratkan kecupan padanya.

Lenguhan nikmat lagi-lagi mereka dengar. "Hh~ ngh!!"

"Fre- ugh~"

Tangan kosongnya meraih belakang kepala Fred. Mendorongnya maju seakan tengah kehausan.

Menekankan jari tangan besar George pada dadanya. Sisi kelaparan yang George dan Fred dapati terlalu menawan dalam situasi ini.

Matanya memejam erat. Entah harus bagaimana Zuya menjelaskan? Dia sendiri bahkan amat kewalahan kali ini.

Dia ingin terus. Terus merasakan nikmat yang Fred dan George beri.

Rasa malu yang tadi timbul saat di pergoki oleh siswa lain pun entah sudah melebur entah kemana.

Zuya mendekatkan bibirnya pada telinga George.

"Moreh~"

Pupil mata George mengecil. Kejutan apa lagi yang tengah di berikan Zuya padanya.

Bibirnya mendekat. Lidahnya keluar mengajak George kembali menarikan lidah mereka berdua.

Munafik jika Zuya berusaha menolak, padahal dia sendiri merasa amat menikmati.

Sentuhan yang pada akhirnya seolah membuatnya gila. Biasanya, dia selalu berfikir sebelum bertindak.

Tapi entah apa, mereka mambawanya seperti ini dan menjadikannya yang paling gila dan buta.

Azura (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang