..
Paginya Azura terbangun dengan tubuh yang pegal-pegal.
Meregangkan ototnya dengan perlahan, Azura pergi ke dapur. Dia duduk di ranjang. Berfikir harus makan apa hari ini.
Dia beranjak dari kasurnya. Membuka jendela kamar dengan perlahan. Namun kemunculan tiba-tiba dari seseorang mengejutkannya.
"Ah!"
Azura memegangi dadanya. Terkejut dan jantungnya memompa dengan kuat.
"S-siapa?" Tanya Azura gagap.
Laki-laki itu terlihat tengil. Berdiri menatapnya main-main.
"Kamu siapa?"
Azura mengerjap saat remaja itu malah bertanya balik padanya. Sial. Azura benar-benar terkejut.
"Kemarin ngga ada penghuni di sini. Kamu baru?"
Padahal. Taman di depan kamarnya ini hak miliknya. Namun mengapa pria itu dengan bebas masuk ke dalamnya?
"Engga, ini rumah saya."
Pria itu mengangguk. Kemudian pergi dari sana. Azura yang melihat tingkah itu tentu hanya bisa mengerjap.
Ada apa dengan pria itu?
Sejuknya pagi membuat Azura merasa deja vu. Tentu ini bukan rumah miliknya. Dia mendapatkan ini semua dari sang Ibu Panti yang katanya-amat menyayanginya dahulu.
Sebelum itu. Dia memang tinggal di kos kecil yang di bantu oleh Declan untuk menemukannya.
Jadi sekarang dia sudah tidak memiliki beban lagi untuk berfikir jauh akan Declan atau bahkan Callian yang akan menemukannya.
Dia meraih ponsel yang berdering nada alarm. Sengaja Ia nyalakan untuknya bangun pagi, namun rupanya dia sudah mendahuluinya.
"Why would I ever do this." Azura menggembungkan pipinya.
Dia menghela nafas dan keluar dari kamar. Kegiatannya 360 derajat berubah total.
Tidak ada sarapan pagi yang sudah tersaji di meja makan. Hanyalah segala ruangan tertutup dengan hawa sepi.
Dia duduk di meja dapur. Melukis angin di meja makan.
"I dont know how I feel."
Tarikan nafasnya terdengar putus asa. Dia juga tak berniat untuk menyembuhkan diri.
Lagi pula. Apa yang di harapkan dari itu semua?
Segalanya telah Ia lepaskan. Jadi tidak ada hal baik yang akan keluar jika Ia dengan sia-sia pergi ke tenaga medis.
Mungkin rekam jejaknya akan menjadi bukti kotor mereka menemukan Azura. Dia tidak berniat untuk bertemu mereka lagi.
Entah itu sekarang, atau bahkan masa depan.
Kandungan besarnya menyulitkan pergerakannya. Gerak lambat dan mudah lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura (End)
RandomUntuk menyadari betapa bodoh dirinya. Ia merelakan kehidupan pertamanya dan Kembali hidup di kemudian hari. Tapi anehnya. Dia masih lemah juga. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. -Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai...