..
Untuk sesaat. Zuya melamun di dalam kantin sekolah. Menunggu jemputan sopir yang tak kunjung datang.
"Loh, masih belom pulang Cuya?"
Zuya berdiri saat Jane mendekat ke arahnya. Dia menggeleng dan melihat jam di tangan.
"Mau pulang bareng siapa?"
"Sama sopir."
Jane mengangguk paham. Dia melihat sekeliling yang memang masih sepi. Jane menuntun Zuya untuk duduk kembali.
Di ikutinya dengan polos dan diam.
"Bawa hp ngga?"
Zuya menggeleng. Jane memasang wajah berfikir keras. "Kalo nomer telefon Rumah? Inget?"
Namun, Zuya kembali menggeleng. Jane menipiskan bibirnya. Dia melihat sekeliling lagi.
"Inget jalan Rumah tapi?"
Zuya yang hendak menggeleng itu akhirnya mengangguk. "Sedikit." Lirihnya.
"Declan woy!"
Wajah Zuya terangkat secara cepat. Dia menatap remaja yang di panggil Declan dan menatap Jane memohon.
Yang sayangnya, Jane tak mendapatkan kode dari wajahnya. Ketika remaja yang di panggil Declan itu mendekat, Jane menepuk bahu Zuya.
"Ayo, biar di anter Declan aja." Zuya menelan salivanya kesusahan.
"Ng-ngga usah, Jane-Aku ... bisa-"
Jane menggeleng. Menarik lengan Zuya tanpa mau di tolak. "Ayo ah, keburu malem ntar."
Mereka menuju ke parkiran di mana mobil Declan terparkir.
"Jane?"
Jane menoleh padanya. Mengangkat kedua alisnya.
"Emangnya boleh bawa mobil ke sekolah?"
Jane melirik Declan dan remaja di sampingnya. Dia tertawa.
"Bisa, asal ngga ketauan polisi aja." Jawabnya sembari tertawa kecil.
"Woy- Fino lu duduk belakang aja ma gue."
Zuya memandang Fino, jadi itu namanya. Remaja yang bermesraan dengan Declan kala itu.
Jemari kecil Zuya meraih tas Jane dan menariknya pelan. "Aku mau sama Jane aja."
Jane menunduk melihat Zuya yang lebih pendek darinya memohon. Ia menghela nafas, alasan mengapa Dia meminta Zuya untuk duduk di depan karna khawatir anak itu tak bisa melihat jalan.
"Please?"
Akhirnya. Helaan nafas keluar dari belah bibir Jane, Dia mengangguk dan merangkul bahunya.
"Yaudah, Ayo masuk."
Di dalam mobil dengan suasana sepi. Mobil ini bukan mobil yang terakhir kali Ia ingat saat Ia tertabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura (End)
عشوائيUntuk menyadari betapa bodoh dirinya. Ia merelakan kehidupan pertamanya dan Kembali hidup di kemudian hari. Tapi anehnya. Dia masih lemah juga. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. -Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai...