VII

1.7K 201 35
                                    

..


George berdiri kaku. Niatnya ingin melihat kondisi Azura. Namun malah di beri kabar bahwa yang di inginkan menghilang.

Betapa terkejutnya Ia melihat kondisi para anggota keluarga Azura yang masih sibuk mencari melalui alat daring hingga wajah mereka terlihat amat lelah.

George hanya bisa berdiri seperti oranv bodoh. Tak bisa mengambil tindakan karna ketidak becusannya dalam melindungi Azura.

Mengapa jalan mereka begitu sulit. Padahal George sudah berniat memperbaiki segalanya. Itu menyakiti pikirannya.

Hingga George sadar bahwa semua ini berawal darinya.

"Kemana terakhir Azura pergi Kak?" Tanya George pada Max yang masih memantau laptop miliknya.

"Dia pergi ijin keluar ketemu kalian. Setelah itu dia pergi tidur ke kamar. Paginya udah ngga ada." Jelas Max sekali tarikan nafas.

George merenung. Apakah ini masalah antaranya dan Azura? Tapi mengapa? Mengapa sampai sejauh ini Axura bertindak?

Meninggalkannya tanpa kepastian?

Tidak. Bukan tentang kepastian. Tapi tentang Azura yang meninggalkannya. Dia memang sudah bukan siapa-siapa Zuya lagi. Tapi apa mantan kekasihnya itu sudah tak mau menatapnya, bahkan muak hingga memilih pergi menjauh darinya?

"Om."

George memanggil Roan yang terlihat depresi. "Aku izin ikut campur cari Azura ya."

..

Jam masih menunjukkan pukul 8 pagi. Azura yang lapar itu kini tengah membuat roti dengan isian telur dan mayo.

Apa sih sebutannya? Oh ya Sandwich.

Dia meniriskan sepotong roti itu di atas piring cantik tersebut. Pertemuannya dengan Ibu panti mengejutkannya. Wanita dewasa itu bahkan masih ada di ruangan tamu yang tak bisa di bilang luas.

"Ibu mau?" Tawar Azura. Ibu Maria menggeleng sembari tersenyum.

Dia menatap perutnya yang besar. Mungkin penasaran dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya.

"Ini ... bayi bu."

"Huh? ... bayi?" Ibu Maria tercengang. Kesulitan mengolah kenyataan yang baru saja Azura sebutkan.

Memang perawakan Azura sedikit mirip seperti Ibu mengandung pada umumnya.

Namun apa masuk akal jika laki-laki mengandung? Bukankah itu tumor?

Ibu Maria sampai-sampai mendekat dan mengangkat tangannya untuk menyentuh perut Azura.

Terkejutnya ketika dengan kebetulan bayi dalam kandungan menendang. Hingga Azura mengerang.

"Sakit." Keluhnya.

Maria menelan salivanya dengan perlahan. Segala kejadian yang menyerangnya tiba-tiba membuat Ibu Maria tentu terkejut bukan main.

Mungkin jika mempunyai penyakit jantung. Ibu Maria sudah kaku sekarang.

Dia mundur dan kembali duduk di sofa. "Siapa yang hamilin badan ini? ... enggak- maksudnya kamu?"

Azura (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang