BAB 1

18K 814 45
                                    

“Menikah lagi?” Gadis bermata kucing yang baru saja merasakan suasana universitas itu bertanya dengan cukup terkejut.

“Iya, Jennie. Ayah akhirnya menemukan seseorang yang sangat baik. Mungkin ayah belum mengenalkannya padamu. Itulah kenapa ayah bicara denganmu sekarang. Karena malam ini, kita akan pergi ke restoran untuk bertemu dengannya.” Jelas Peter Kim, nama dari ayah Jennie tersebut.

“Malam ini? Bukankah terlalu tiba-tiba. Ayah, aku tidak menyiapkan apapun untuk bertemu dengan calon ibuku.” Ujar Jennie, gadis bermata kucing itu tidak tahu respon yang bisa dia berikan atas informasi itu.

“Tidak perlu berdandan berlebihan. Cukup gunakan baju yang membuatmu nyaman. Jika kau hanya ingin menggunakan celana jeans dan kaos pun, tak masalah, nak. Ini hanya pertemuan antara kita dan anak-anak kita.”

“Jadi, aku akan punya adik?” Tanya Jennie.

“Kakak, sebenarnya.” Koreksi Peter.

“Sejak kapan kau memulai hubungan dengannya? Siapa namanya?”

“Mia Mellisa. Dan aku baru bertemu dengannya beberapa bulan.” Jawab Peter menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, pipinya bersemu merah.

Wow, Jennie tidak tahu pria tua itu bisa merona karena percakapan yang mereka lakukan sekarang. Tapi, beberapa bulan dan ayahnya langsung ingin menikah lagi? Yang benar saja. Bukannya tak mengizinkan, sungguh, Jennie akan mendukung kebahagiaan ayahnya.

Terutama, karena sang ayah selama ini menghidupi dirinya sendiri. Ibunya pergi sejak Jennie masih kelas 1 SD. Tidak ada perceraian di antara mereka namun ayahnya menganggap mereka sudah berpisah karena ibunya tidak pernah muncul lagi di hadapan mereka. Sejak saat itu, ayahnya benar-benar hanya fokus pada dirinya sendiri.

Beberapa kali, Jennie menyarankan sang ayah untuk pergi berkencan tapi dia menolak. Namun sekarang, tiba-tiba saja ayahnya meminta untuk menikah lagi? Meski senang, Jennie cukup terkejut.

“Mengapa baru sekarang kau ingin menikah lagi, ayah?” Tanya Jennie penasaran.

Peter meminum teh hangat di depannya, mengatasi kegugupan yang berputar di sekelilingnya. Jennie meraih tangan ayahnya, guna menenangkan sang ayah. Dia hanya bertanya, tak ingin pertanyaan itu membuat ayahnya takut.

“Aku hanya merasa, aku tidak perlu lagi memperhatikanmu dengan ekstra. Kau sudah kuliah sekarang. Saat kau masih sekolah, aku khawatir kau berpikir aku hanya fokus pada keluarga baru yang akan aku nikahi. Aku tidak mau kau memiliki perasaan seperti itu. Makanya, aku lebih suka fokus pada dirimu saja selama ini.”

Mata Jennie di penuhi dengan air mata saat mendengar penjelasan sang ayah. Betapa tulusnya ayah merawatnya padahal, Jennie yakin hati ayahnya selama ini hancur karena ibunya pergi begitu saja meninggalkan mereka sendirian.

Berdiri dari tempat duduknya, Jennie pun memeluk ayahnya dengan penuh kasih sayang. Dia mencium puncak kepala sang ayah dan berbisik lembut.

“Oke, ayah. Aku mengerti. Kita akan temui calon istrimu, ya? Kita hadapi semuanya bersama-sama.” Bisik Jennie. “Terima kasih, telah menjadi ayah yang luar biasa selama ini.

Peter biasanya tak membiarkan dirinya menangis, namun kini, dia tak bisa jika tak menangis. Maka, air mata menetes begitu saja menjatuhi pakaian Jennie. Untuk pertama kalinya, mereka berpelukan sambil menangis.

**

Bohong jika Jennie tidak merasa gugup. Untuk pertama kalinya, sang ayah mengungkap keinginannya untuk menikah dan untuk pertama kalinya, Jennie akan berhadapan dengan seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi ibu barunya.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang