BAB 16

6.7K 540 23
                                    

Selamanya.

Kata itu cukup asing untuk Lisa namun kini setelah Jennie mengatakannya dan dia memikirkannya cukup lama, jantungnya berdegup kencang.

Selamanya bersama Jennie terdengar seperti rencana yang sangat indah. Lisa tersenyum membayangkan hal itu. Meski dalam hitungan detik, senyum itu pun lenyap dari wajahnya saat pertanyaan lain muncul di benak Lisa.

Bisakah dia selamanya bersama Jennie? Bagaimana jika suatu hari nanti Jennie lelah dengan situasi mereka lalu menemukan seorang wanita yang pas untuk kehidupannya di masa depan? Seperti… Irene, misalnya?

Lisa tak bisa menyembunyikan kecemburuannya ketika nama itu muncul. Rasanya seperti kehidupan yang indah, bukan? Membangun hubungan bersama Irene, tumbuh menjadi pianis yang terkenal bersama, dikenal sebagai pasangan fenomenal dan bukan menjadi dua manusia yang bersembunyi karena statusnya sebagai adik kakak tiri?

Menghela nafas, Lisa menatap hamparan pantai di depannya. Pagi ini, dia sedang menunggu pesanan untuk sarapannya tiba. Ini masih sangat pagi, sebenarnya. Cuaca di pagi hari juga begitu sejuk, cukup menusuk tulang.

Ketika dia pergi tadi, Jennie masih tertidur. Dia mengendap keluar kamar dan bertanya pada resepsionis dimana dia bisa membeli sarapan yang cukup enak di sekitar hotel. Untungnya, sebuah cafe buka di pagi hari dan lokasinya juga tidak jauh dari hotel.

Dia ingin mengejutkan Jennie dengan sarapan mereka. Setelah tahu semalam Jennie sempat meragukan perasaannya karena wanita itu baru saja melihat pergaulannya yang bebas, Lisa berencana untuk membelikan sarapan untuk Jennie.

Sambil tersenyum, dia menunggu dan menunggu. Dia ingin menggunakan waktu sebaik mungkin saat ini. Bersama Jennie seminggu, berada di kamar yang sama. Liburan ini jelas akan menyenangkan, bukan?

“Hei, Lis!” Seseorang menyapanya dan dia melihat Eunwoo muncul di depannya.

“Hai,” Lisa tersenyum menyapa kembali sahabat yang terkenal cukup pendiam di antara sahabatnya yang lain itu. “Kemarilah, duduk, sini.”

Eunwoo duduk di depan Lisa dengan secangkir kopi panas di depannya. Uapnya masih mengepul dan Lisa sudah membayangkan betapa nikmatnya jika kafein itu mengalir ke tubuhnya.

“Kau sendirian.” Kata Eunwoo. Itu bukan pertanyaan namun lebih seperti pernyataan.

“Ya, Jennie masih tidur.” Balasnya tersenyum simpul.

Sesaat, keadaan diantara mereka amat hening. Eunwoo meniup kepulan hangat di atas kopinya, menyesapnya perlahan dan Lisa menatapnya. Eunwoo membalas tatapannya, ekspresinya datar namun cukup serius. Itu terlihat di wajahnya.

Lisa tahu, ada sesuatu yang ingin di pertanyakan dari sahabatnya itu. Dia diam, menunggu Eunwoo. Mengetahui Eunwoo, dia tahu sahabatnya itu tidak bisa menahan diri untuk menunggu terlalu lama jika dia tengah penasaran akan sesuatu.

Ah, mungkin ini juga alasan pria itu menyelinap pergi keluar di pagi hari padahal ada dua wanita lain di kamarnya yang sedang tidur bersamanya?

Meninggalkan kehangatan dari dua wanita demi bicara dengannya, ya? Pikir Lisa menggelengkan kepala diam-diam.

“Kau dan Jennie—” Eunwoo memulai dan Lisa menahan senyumnya.

“Ya?” Tanyanya.

“Kalian… apakah sungguh kalian hanya sebatas adik kakak tiri?” Eunwoo bertanya, lalu meringis seolah menyadari begitu anehnya pertanyaan itu terdengar. “Maksudku, jangan salah paham. Hanya saja— entahlah, Lisa, bisakah kau menjawab pertanyaanku saja?”

Kenapa sahabatnya itu begitu ingin mengetahuinya? Hanya itu yang terlintas di benak Lisa. Meski begitu, dia sebenarnya tidak keberatan untuk memberitahu hal itu pada Eunwoo.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang