Apartemen yang di pilih Mia bukanlah apartemen mewah, sebenarnya. Tapi untuk di tinggal berdua, ini sebenarnya apartemen yang besar dan dengan barang-barang yang sudah tersedia, Lisa yakin ibunya harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk menyewa apartemen ini.
Meskipun ada kenyamanan yang terlihat di apartemen ini, hati Lisa tetap hampa. Dia ingat tangisan Jennie yang memohon agar orang tuanya menghentikan dia untuk pergi sementara Peter terus mendorong Jennie masuk ke dalam rumah.
Lisa juga menangis sepanjang perjalanan yang tidak di pedulikan sama sekali oleh Mia. Sebaliknya, Mia menyetir mobil dan memutar musik selama dia mereka berada dalam perjalanan.
“Orang kantor bilang, setidaknya butuh waktu dua minggu untuk memproses sehingga kau di pindahkan di perusahaan New York. Jadi, bersiaplah.” Kata Mia mengingatkan.
Lisa enggan menjawab. Dia hanya mengeluarkan barang-barang yang dia bawa dan memasukkan semua pakaian ke lemarinya. Dia juga meletakkan riasan dan skin care-nya di meja rias, mengabaikan Mia sepenuhnya.
Mia tampaknya sama tidak pedulinya dengan Lisa dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya sendiri. Lisa melemparkan koper ke lantai, kesal harus melewati ini semua.
Brengsek. Ini semua karena Bambam.
Mendengus, Lisa mengeluarkan ponselnya dan berharap Jennie mengirim pesan padanya. Dia memutuskan untuk menelepon tapi nomor Jennie tidak aktif.
“Kau tidak berharap bisa menghubungi Jennie, bukan? Peter akan mengganti nomor telepon dan juga ponsel baru. Kalian sudah tidak boleh berhubungan satu sama lain.” Mia tiba-tiba muncul lagi di ambang pintu dan Lisa menatap ibunya itu dengan tatapan tak percaya.
“Apakah kalian harus sejauh ini?!” Lisa membentak, tidak bisa menahan diri. Dia tidak bisa tenang di perlakukan seperti ini. “Ibu, kau yang tahu kenyataannya bahwa ini bukanlah sesuatu yang terlarang.”
Mia mendengus dan kembali pergi dari kamar Lisa yang berteriak, melemparkan ponselnya ke dinding hingga retak. Lisa tak peduli dan akhirnya dia keluar dari kamar, mengejar ibunya.
“Jangan katakan itu, Lisa. Jangan pernah bahas itu lagi. Aku ibumu! Bagaimana pun aku adalah ibumu!” Mia membentak, melemparkan tatapan terluka pada Lisa. “Meski aku tidak mengandung dan melahirkanmu, aku tetap ibumu!”
“Aku mengerti dan aku tidak mengatakan bahwa kau bukanlah ibuku, Bu.” Lisa menghela nafas. “Aku mencintai Jennie.”
“Kau tidak bisa mencintai adikmu seperti itu, Lisa. Tidak bisa.”
Lisa menggelengkan kepala dan meraih tangan ibunya, memberi tatapan memohon pada Mia. Dia menggenggam tangannya dengan kuat.
“Tapi kenapa, Bu? Kenapa aku tidak bisa memilikinya?”
“Karena dia adikmu!”
"Secara ikatan darah, dia bukan adikku yang sesungguhnya. Bahkan jika dia memang lahir dari rahimmu, Jennie tetap bukan adikku. Kau tahu itu." Lisa berkata lebih tegas.
Sejak dulu, Lisa benci mengatakan bahwa Mia hanyalah seorang ibu yang mengangkatnya sebagai anak. Begitu juga dengan Mia.
Ikatan mereka lebih daripada itu. Lisa menghormati Mia sebagai seorang ibu yang mengurusnya sejak bayi. Ibu kandungnya sendiri mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima seorang bayi inter seks seperti Lisa. Tapi, Mia menerimanya.
Mia memperlakukannya dengan normal. Sekarang, Lisa dengan terpaksa harus membahas ini. Dia harus mengatakan hal ini jika dia ingin bersama dengan Jennie.
“Di mata orang-orang, kau tetaplah anakku, Lisa. Saat semua orang tahu siapa kau dan siapa Jennie, apa yang akan mereka katakan? Tolong, lupakan saja Jennie dan pergi ke New York, cari orang lain dan tata masa depanmu di sana.” Mia berkata sambil mengusap pipi Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfic[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...