BAB 49

3.3K 432 23
                                    

“Jadi, hei... Bagaimana kabarmu?” Tanya Jisoo, mengambil kursi dan duduk di samping ranjang Jennie.

“Baik. Terima kasih sudah berkunjung... lagi.” Jennie menggigit kue kejunya, tersenyum saat rasa keju meleleh di mulutnya.

“Dan bagaimana kabar Lisa?” Tanya Jisoo lagi, tampak tenang.

“Dia juga baik-baik saja.” Jawab Jennie, menatap Jisoo heran. Ada apa dengan pertanyaan ini?

“Jadi, hubungan kalian baik-baik saja?” Tanya Jisoo. Kali ini, dia bertanya dengan lebih berhati-hati. Tidak ingin menyinggung Jennie.

Apakah hubungan mereka baik-baik saja? Ya, setidaknya menurut Jennie hubungan mereka sangat baik, bukan?

Lisa sangat manis. Dia menjaganya dengan baik. Mereka sering berpelukan dan Lisa menciumnya, hampir setiap waktu.

Jadi, tentu saja, mereka baik-baik saja, bukan? Bahkan hubungan Lisa dan Peter pun sudah sangat baik. Mungkin, Lisa sudah berdamai dengan segalanya.

Kecuali dengan Irene dan Joan.

“Ya, menurutku... kami baik-baik saja. Lisa sangat tenang dan manis. Jadi...” Jennie mengangkat bahu. Kecuali, bagian tentang Lisa akan kembali pergi ke New York, entah mengapa Lisa belum mengatakan apapun.

“Menurutmu?” Tanya Jisoo, memberi tatapan pengertian pada Jennie.

Sesuatu yang Jennie tahu bahwa sahabatnya ingin tahu tentang hubungan mereka namun juga tidak ingin menyinggung perasaan Jennie.

“Ya, maksudku... aku dan Lisa tidak bersama secara resmi. Mungkin belum, kan? Dia tidak mengatakan apapun tentang itu. Tapi aku dan Lisa... banyak berpelukan, berciuman dan rasanya kami seperti bersama lagi.”

“Kalau begitu, kalian bersama lagi.” Jisoo menggenggam tangan Jennie, meremasnya lembut. “Aku turut senang, Jennie. Kau sepertinya juga... kembali.”

“Hmm?”

“Maksudku... sulit sekali melihatmu sejak... kau tahu? Tapi, Lisa di sampingmu saat ini dan kau tersenyum. Sial, kau bahkan makan kue keju saat ini.”

Jisoo menunduk, rambut hitam yang panjangnya menutupi sisi wajahnya. Jennie mengulurkan tangan, mengusap pipi Jisoo yang basah karena sahabatnya meneteskan air mata.

“Maafkan aku. Belakangan ini, aku pasti membuatmu takut, ya?”

Jisoo menghela nafas, berdiri lalu memeluk Jennie dengan erat. Pelukan yang menunjukkan betapa takutnya Jisoo kehilangan Jennie.

“Jangan membuatku takut lagi. Aku benci melihatmu sedih, terpuruk dan... Aku sangat takut, Jennie.”

Jennie memejamkan mata, menikmati pelukan dan sentuhan Jisoo yang menenangkan, menatap Chaeyoung yang tidak menyadari apa yang tengah terjadi karena sahabatnya sibuk memakan kue.

“Aku sudah baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja, menurutku.” Kata Jennie penuh keyakinan.

Selagi Lisa tetap di sampingnya. Sayangnya, Jennie tidak bisa mengucapkan hal itu dengan lantang.

“Maaf,” Jisoo terkekeh saat dia melepaskan pelukan Jennie. Air matanya masih basah di pipinya dan Jennie tersenyum. “Ya ampun, aku biasanya tidak menangis seperti ini.”

Jennie menggelengkan kepala. Justru, dia senang melihat sahabatnya sungguh peduli padanya seperti ini. Hatinya menghangat.

“Terima kasih,” Kata Jennie. “Karena kau dan Chaeyoung sudah peduli padaku. Yah, meskipun Chaeyoung...”

Mereka berdua menoleh pada Chaeyoung, lalu kembali saling menatap, dan begitu saja, tawa keduanya pecah.

Chaeyoung menoleh saat mereka berdua tertawa. Pipinya mengembung karena penuh dengan kue.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang