Makan malam berlangsung dengan tenang, tidak ada percakapan apapun di antara keduanya. Hanya mata yang saling menatap seolah sudah cukup menjelaskan betapa mereka saling mencintai.
Sekali lagi, Jennie merasa bodoh karena dia bersikap seolah gadis yang patah hati padahal Lisa sedang mempersiapkan makan malam romantis ini. Ketegangan yang ada bahkan sejak insiden Bambam muncul pun lenyap begitu saja.
Saat makan malam selesai dan tiba-tiba saja alunan melodi terdengar dari belakang, Jennie terkejut ketika Lisa berlutut di depannya.
"Izinkan aku menari denganmu, sayang." Pinta Lisa sambil tersenyum lembut.
"Lisa... Tapi aku tidak bisa menari." Jennie menggelengkan kepalanya dengan pipi bersemu merah.
"Aku akan membimbingmu." Kata Lisa dan Jennie tanpa ragu pun meletakkan tangannya di atas tangan Lisa.
Mereka berjalan ke tengah pasir namun tetap memastikan cukup jauh dari jangkauan air karena mereka berdua sama-sama tidak mau merusak penampilan mereka yang sudah begitu rapi.
Lisa meraih kedua tangan Jennie ke tengkuknya sementara Lisa melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jennie, menarik Jennie untuk mendekat ke arahnya. Pipi Jennie yang masih bersemu merah membuat Lisa tersenyum hingga dia menempelkan bibirnya di pipi Jennie, menahannya beberapa detik sebelum dia menarik diri.
"Kau cantik sekali, Jennie." Ucap Lisa dengan ketulusan yang dia rasakan dan dia mulai mengayun tubuh mereka dari kanan ke kiri lalu Jennie pun mulai mengikuti langkah Lisa.
"Kau juga cantik sekali Lisa." Jawab Jennie dan dia teringat tentang pertemuannya dengan Lisa. Kecantikan Lisa yang membuat dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
Jennie tidak pernah tahu jika dia bisa jatuh cinta pada seseorang sedalam ini sampai kemudian dia bertemu dengan Lisa. Dia bahkan telah dengan rela memberikan apapun karena dia mempercayai Lisa dengan segenap hatinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, hmmm?" Tanya Lisa sambil mengusap pipi kemerahan itu.
"Aku memikirkan betapa aku mencintaimu."
Lisa tersenyum lembut dan dia mencondongkan tubuh hingga bibirnya menempel di bibir Lisa. Gerakan mereka terhenti ketika mereka saling mencium satu sama lain. Bibir Jennie terbuka dan Lisa menyelipkan lidah ke dalam mulutnya, memutar lidahnya ke lidah Jennie yang pada akhirnya, melakukan hal yang sama.
"Aku juga mencintaimu." Balas Lisa sambil kembali mengayun tubuh mereka bersama. "Aku minta maaf atas ketegangan yang harus kita berdua lewati karena Bambam. Aku juga minta maaf karena telah membuatmu menangis hari ini. Maafkan aku, Jennie."
Penyesalan yang terlihat di mata Lisa sudah cukup untuk membuat Jennie sedikit berjinjit hingga dia bisa memeluk Lisa dengan sangat erat. Dia memejamkan mata, meresapi aroma tubuh Lisa yang membuatnya sangat nyaman.
Jantungnya berdegup kencang dan dalam keheningan mereka berdua, Jennie juga bisa merasakan jantung Lisa yang berdegup kencang.
"Ini hanya salah paham dan aku yang salah karena terlalu cepat menilaimu."
Lisa terkekeh kecil. "Kau punya alasan yang valid kenapa kau berpikir buruk tentangku. Terutama karena kehidupan di masa laluku tidak baik."
"Lisa..." Jennie melepaskan pelukan itu dengan perlahan dan merasa tidak nyaman dengan jawaban Lisa. "Bukan itu maksudku."
"Tidak apa-apa, Jennie."
Meskipun Lisa sedikit tersinggung, dia tidak punya hak untuk merasa sakit hati karena dia sadar diri dengan apa yang dia lakukan di kehidupan masa lalunya. Jennie menjadi saksi bagaimana gilanya kehidupan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfiction[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...