BAB 18

8.5K 578 54
                                    

Pemandangan Jennie yang berbikini memang sangat membuat Lisa tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Jennie. Tapi berubah menjadi gadis polos dengan rok pendek dan blus tanpa lengan serta belahan dada terlihat lantaran dua kancing teratas di lepas membuat Lisa pusing.

Meraih pinggang kecil Jennie, Lisa menurunkan tangannya dan menggenggam pantat Jennie, menariknya untuk mendekat.

Jennie menggigit bibir bawahnya ketika dia merasakan penis Lisa yang mengeras, menusuk dia meskipun tertutup oleh celana. Dia menahan erangannya, serta menahan diri untuk tidak menyerahkan diri saat itu juga.

"Apakah kau merasakannya, hmm?" Lisa menggeram, mencondongkan tubuhnya dan berbisik tepat di telinga Jennie. "Kau merasakan betapa kerasnya aku untukmu, bukan?"

Dengan pandangan polos, Jennie menganggukkan kepalanya. Mengelus penis itu dari luar celana Lisa. Tersenyum senang ketika Lisa menggeram penuh nikmat.

"Aku merasakannya, kak." Jennie berkata.

"Kau benar-benar adik kecilku yang sangat nakal." Gerutu Lisa dan begitu saja dia mendorong Jennie hingga punggungnya membentur dinding. "Tanggung jawab. Aku ingin kau bertanggung jawab atas apa yang sudah kau lakukan."

"Bagaimana aku harus bertanggung jawab, kak?"

Jennie tahu Lisa benci jika dia sudah menyebut nama kak. Tapi dia sengaja mengatakan itu untuk memprovokasi Lisa. Entah kenapa, memprovokasi Lisa malah membuatnya semakin terangsang.

"Berbaring di tempat tidur." Perintah Lisa.

Hanya dengan niat menggoda, Jennie menjawab. "Tapi, kita harus makan malam, kak."

"Aku tidak peduli karena aku punya sesuatu yang lebih penting yang bisa aku makan."

Dengan mudah Jennie mengerti apa maksudnya. Tapi demi mempertahankan sikap polosnya, Jennie mendongkak sambil memiringkan wajahnya.

"Apa itu?"

"Ini." Desis Lisa sambil mengangkat rok pendek yang Jennie kenakan hingga kini pantatnya terbuka.

Memutar tubuh Jennie hingga kini payudaranya menekan dinding, Jennie dengan sengaja mengangkat pinggulnya hingga pantatnya terangkat lebih jelas dan senang melihat mata Lisa tertuju pada pantatnya.

"Apa yang ingin kau lakukan, kak?" Jennie bertanya dan Lisa meraba pantat itu.

Tanpa di duga, dia memukulnya dan Jennie memekik terkejut. Ketika Jennie mencoba untuk menoleh, Lisa sudah mencondongkan tubuhnya dan menempelkan penisnya yang masih tertutup celana itu ke pantatnya.

"Kau nakal sekali, Jennie. Apa yang kau pikirkan dengan tidak mengenakan celana dalam untuk makan malam, hmm? Apa yang kau harapkan? Apakah kau berharap..." Lisa meraba pantatnya, turun dan kemudian meraba bibir vaginanya. "Kau berharap aku menyentuhmu disini?"

"T-tidak.."

"Tidak?" Lisa terkekeh dan Jennie mengeluarkan nafas gemetar saat jari Lisa menggosok pintu masuknya tanpa benar-benar mengisi vaginanya yang merasa kekosongan. "Kau tidak ingin aku menyentuhmu? Tidak ingin merasakan jariku di dalam dirimu atau penisku?"

Ketika bisikan terakhir, tangan Lisa mencengkram payudaranya dan Jennie tidak tahan lagi. Dia tidak bisa berpura-pura sementara Lisa sudah mendapati dirinya basah kuyup.

"Lisa..." Erang Jennie.

"Hmmm, apa sekarang?"

"Tolong..."

"Tolong apa, sayang? Aku lebih suka kau mengatakan apa yang kau inginkan."

"Tolong... buat aku cum. Tolong, masuk ke dalam diriku. Apapun itu. Jari, lidah ataupun penismu. Aku mohon."

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang