BAB 31

5.3K 430 47
                                    

Kedekatan antara Lisa dan Jennie sungguh tidak bisa terhindarkan. Berbulan-bulan menjalin kedekatan secara diam-diam, mengutarakan cinta di antara panasnya malam hari ketika tubuh mereka saling menyatu, mereka tidak bisa menghentikan kedekatan itu.

Pertengkaran beberapa kali terjadi, tentu saja. Pemicunya kebanyakan adalah kecemburuan.

Mia masih sering menjodohkan Lisa dengan Miyeon meskipun telah melakukannya selama berbulan-bulan tanpa hasil. Hal yang sama di lakukan oleh Mia pada Jennie dan Irene.

Itu membuat keduanya muak. Jujur saja, keduanya hampir frustasi dan ingin membicarakan pada kedua orang tuanya apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka.

Tapi beruntung, keduanya masih bisa menahan diri. Mereka tidak ingin menjadi orang yang egois saat ini.

“Lisa?” Tubuh Lisa tersentak ketika dia mendengar suara sang ibu sementara Lisa tengah fokus di meja kerja.

“Ya, bu?”

Pintu terbuka menampakkan sang ibu yang tengah memperhatikan setiap sudut ruangan dan Lisa bertanya-tanya apa yang ibunya cari saat ini.

“Apakah kau melihat Jennie?” Tanya Mia.

Lisa menunduk, menatap Jennie yang sibuk menghisap penisnya tanpa ragu meskipun ibu mereka sedang berbicara. Kembali menatap ibunya, Lisa menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Aku belum melihatnya hari ini.” Kata Lisa sambil tersenyum.

“Oh, aneh sekali. Sepertinya aku sempat melihat dia masuk ke ruanganmu.” Kata ibunya sambil mengerutkan kening.

Mia tetap memperhatikan ruangan, seolah dia yakin jika Jennie sedang bersembunyi di ruangannya. Brengsek, apakah dia sedang mencurigai sesuatu?

Pikiran itu membuat Lisa panik sesaat. Dia terus diam dan melihat ibunya yang menatap kesana kemari tanpa henti. Itu benar-benar membuat Lisa takut.

“Mungkin kau salah lihat?” Respon Lisa sambil tersenyum canggung.

“Yah, baiklah. Mungkin saja.” Kata ibunya kemudian menatap Lisa dengan tatapan heran. “Kau baik-baik saja? Wajahmu memerah.”

“Ya, bu. Tenanglah. Aku baik-baik saja. Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku, ya?” Kata Lisa dengan nada setengah memohon. Diam-diam, dia mencengkram rambut Jennie di bawah meja agar mulut Jennie tetap menekan penisnya.

“Oh, oke. Kalau kau lapar, turunlah. Sebentar lagi makan malam.” Kata Mia.

Menyerah, Mia pun mundur. Saat itulah Jennie melepaskan penis Lisa, merasa butuh udara dan terengah-engah. Dia keluar dari bawah meja dan mengangkangi Lisa di pangkuan wanita itu.

“Kau benar-benar nakal, Jennie Kim.” Lisa menggerutu. “Bagaimana kau punya keberanian untuk menghisap penisku saat ibu ada?”

Mmmmm, aku tahu kau suka dengan sisi nakalku. Diam dan tiduri aku dengan keras. Aku merindukanmu, Lis.”

Menggenggam penis Lisa, Jennie mengangkat sedikit pinggulnya agar penis Lisa berada di pintu masuknya. Lisa bahkan tidak tahu jika Jennie sudah melepas celana dalamnya.

Sepertinya, berbulan-bulan menjalin kedekatan diam-diam membuat keduanya bisa bergerak lincah dan Lisa merasa senang karena sepertinya, dia berhasil mendidik Jennie menjadi gadis nakal yang sangat dia sukai.

Keduanya berciuman untuk meredakan erangan ketika penis Lisa berhasil menembus dirinya. Perlahan, Jennie mengangkat diri dan membanting tubuhnya lagi. Lisa mencengkram pantatnya, membantu dalam gerakan tersebut.

“Brengsek,” Erang Jennie pelan. “Penismu memukulku dengan sangat keras, Lisa. Kau benar-benar besar, Lis. Aku selalu merasa penuh dan puas.” Jennie menggigit rahang Lisa dengan lembut.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang