Kedekatan antara Lisa dan Jennie sungguh tidak bisa terhindarkan. Berbulan-bulan menjalin kedekatan secara diam-diam, mengutarakan cinta di antara panasnya malam hari ketika tubuh mereka saling menyatu, mereka tidak bisa menghentikan kedekatan itu.
Pertengkaran beberapa kali terjadi, tentu saja. Pemicunya kebanyakan adalah kecemburuan.
Mia masih sering menjodohkan Lisa dengan Miyeon meskipun telah melakukannya selama berbulan-bulan tanpa hasil. Hal yang sama di lakukan oleh Mia pada Jennie dan Irene.
Itu membuat keduanya muak. Jujur saja, keduanya hampir frustasi dan ingin membicarakan pada kedua orang tuanya apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka.
Tapi beruntung, keduanya masih bisa menahan diri. Mereka tidak ingin menjadi orang yang egois saat ini.
“Lisa?” Tubuh Lisa tersentak ketika dia mendengar suara sang ibu sementara Lisa tengah fokus di meja kerja.
“Ya, bu?”
Pintu terbuka menampakkan sang ibu yang tengah memperhatikan setiap sudut ruangan dan Lisa bertanya-tanya apa yang ibunya cari saat ini.
“Apakah kau melihat Jennie?” Tanya Mia.
Lisa menunduk, menatap Jennie yang sibuk menghisap penisnya tanpa ragu meskipun ibu mereka sedang berbicara. Kembali menatap ibunya, Lisa menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Aku belum melihatnya hari ini.” Kata Lisa sambil tersenyum.
“Oh, aneh sekali. Sepertinya aku sempat melihat dia masuk ke ruanganmu.” Kata ibunya sambil mengerutkan kening.
Mia tetap memperhatikan ruangan, seolah dia yakin jika Jennie sedang bersembunyi di ruangannya. Brengsek, apakah dia sedang mencurigai sesuatu?
Pikiran itu membuat Lisa panik sesaat. Dia terus diam dan melihat ibunya yang menatap kesana kemari tanpa henti. Itu benar-benar membuat Lisa takut.
“Mungkin kau salah lihat?” Respon Lisa sambil tersenyum canggung.
“Yah, baiklah. Mungkin saja.” Kata ibunya kemudian menatap Lisa dengan tatapan heran. “Kau baik-baik saja? Wajahmu memerah.”
“Ya, bu. Tenanglah. Aku baik-baik saja. Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku, ya?” Kata Lisa dengan nada setengah memohon. Diam-diam, dia mencengkram rambut Jennie di bawah meja agar mulut Jennie tetap menekan penisnya.
“Oh, oke. Kalau kau lapar, turunlah. Sebentar lagi makan malam.” Kata Mia.
Menyerah, Mia pun mundur. Saat itulah Jennie melepaskan penis Lisa, merasa butuh udara dan terengah-engah. Dia keluar dari bawah meja dan mengangkangi Lisa di pangkuan wanita itu.
“Kau benar-benar nakal, Jennie Kim.” Lisa menggerutu. “Bagaimana kau punya keberanian untuk menghisap penisku saat ibu ada?”
“Mmmmm, aku tahu kau suka dengan sisi nakalku. Diam dan tiduri aku dengan keras. Aku merindukanmu, Lis.”
Menggenggam penis Lisa, Jennie mengangkat sedikit pinggulnya agar penis Lisa berada di pintu masuknya. Lisa bahkan tidak tahu jika Jennie sudah melepas celana dalamnya.
Sepertinya, berbulan-bulan menjalin kedekatan diam-diam membuat keduanya bisa bergerak lincah dan Lisa merasa senang karena sepertinya, dia berhasil mendidik Jennie menjadi gadis nakal yang sangat dia sukai.
Keduanya berciuman untuk meredakan erangan ketika penis Lisa berhasil menembus dirinya. Perlahan, Jennie mengangkat diri dan membanting tubuhnya lagi. Lisa mencengkram pantatnya, membantu dalam gerakan tersebut.
“Brengsek,” Erang Jennie pelan. “Penismu memukulku dengan sangat keras, Lisa. Kau benar-benar besar, Lis. Aku selalu merasa penuh dan puas.” Jennie menggigit rahang Lisa dengan lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/360387545-288-k204234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfic[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...