Perpisahan dengan Lisa di Bandara berlangsung dramatis. Untungnya, Lisa mewajarkan Jennie yang penuh emosional.
Lisa menitipkan beberapa hal pada Jisoo dan Chaeyoung, terutama tentang makan yang tidak boleh terlewat serta obat yang harus Jennie konsumsi sampai habis.
Jennie tidak terlalu bersemangat menjalani hari tanpa Lisa. Tapi hari ini, dia akan kembali ke kampus dan itulah yang dia lakukan.
Tentu saja, ada Chaeyoung dan Jisoo yang menghiburnya. Namun tetap saja, agak berbeda menyambut hari apalagi setelah dia selesai mengantar Lisa ke Bandara.
“Jennie? Kau kembali ke kampus!”
Suara yang tidak asing terdengar ketika Jennie berjalan menyusuri lorong. Berputar, Jennie mendapati Irene berjalan ke arahnya.
Ya ampun, kenapa Irene lagi? Bukankah wanita itu sudah tidak menjadi mahasiswa di kampus ini? Kenapa dia harus selalu ada?
“Hai, Irene.” Sapa Jennie, tidak peduli dengan senyumnya sendiri yang terlihat terpaksa.
Irene jelas mengabaikan hal tersebut dan malah melangkah mendekat, lalu memeluk tubuh Jennie dengan lembut namun tetap erat.
“Oh, ya ampun... aku senang sekali kau kembali, Jennie.” Ujar Irene, tangannya mengusap punggung Jennie sebelum dia mengurai pelukan itu, tersenyum pada Jennie. “Kau juga tampak sehat.”
“Tentu saja. Lisa selalu memastikan Jennie makan dan istirahat dengan baik selama seminggu ini.” Ujar Jisoo, menjawabnya sambil merangkul Jennie.
“Pokoknya! Aku senang! Aku tidak sabar untuk menjadi pelatih pianomu, Jennie!” Kata Irene.
Gadis itu tampak mengabaikan informasi tentang Lisa dan malah memekik dengan gembira.
Jennie menatap Jisoo dan Chaeyoung bergantian, keningnya mengerut tidak mengerti.
“Mengapa kau menjadi pelatih pianoku?” Tanya Jennie, tak mengerti.
“Kebetulan sekali kau hadir hari ini. Karena mulai hari ini, aku menjadi pelatih musik di kampus ini, terutama piano.” Beritahu Irene penuh semangat, seolah itu adalah hal yang menggembirakan.
Mungkin, Jennie juga akan merasa senang jika dia tidak mengingat bagaimana sikap Irene terhadapnya.
Sayangnya, alih-alih merasa senang, keningnya mengernyit semakin dalam.
“Oh, selamat kalau begitu?” Jawab Jennie bingung.
“Kau tidak senang? Hei, aku tersinggung.” Irene cemberut, mendorong bahu Jennie main-main.
Jennie menatap bahunya sendiri, lalu menatap Irene yang tampaknya terlalu bergembira hari ini.
Benar-benar mengabaikan hal tersebut, Jennie memaksakan senyumnya lagi. Lagipula, terserah Irene mau mengajar di sini atau tidak. Karena sebentar lagi, dia akan pergi dari tempat ini.
Bersama Lisa, di New York. Pikiran itu membuat Jennie cukup bersemangat.
“Kalau begitu, selamat, Irene! Kami semua pergi dulu.” Desak Chaeyoung, meraih tangan Jennie. “Ayo, kita perlu mengurus kepindahanmu.”
“Tunggu!” Irene menahannya sebelum ketiganya pergi. “Pindah? Kepindahan apa maksudmu?”
“Maksudnya, Jennie akan pindah ke New York bersama Lisa. Karena Lisa akan mencari sekolah musik terbaik di sana dan dia tidak akan berurusan dengan omong kosong yang busuk seperti ini.” Ucap Chaeyoung tampak tidak sabar.
Irene menyipitkan mata mendengar kata-kata Chaeyoung. Tetapi, gadis berambut pirang itu mengabaikannya.
“Jennie, apa? Apa maksudnya ini? Dia bohong kan? Katakan kau tidak akan pindah ke New York.” Ujar Irene, meraih bahu Jennie dan mengguncang lembut tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fiksi Penggemar[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...