Meneliti minggu-minggu sebelumnya, rasanya kata bahagia itu sepertinya terdengar tidak mudah untuk di gapai bagi Jennie.
Tetapi dengan penutupan koper, helaan nafas lega Jennie terdengar.
Kebahagiaan.
Hanya kata itu saja sudah membuat Jennie tersenyum begitu lebar. Ada Lisa yang menunggunya di New York dan Lisa mengatakan bahwa dia memiliki banyak kejutan setibanya nanti di New York.
Suara ponsel yang terdengar membuat Jennie menatap sekitar, mencari dimana ponselnya berada. Menemukan ponsel itu di atas kasur, Jennie menjatuhkan tubuhnya di sana.
Senyum Jennie terlihat semakin lebar menatap nama Lisa yang terlihat di layar. Segera, Jennie menjawab panggilan tersebut.
Wajah Lisa muncul di layar. Rutinitas mereka selalu sama. Saat Lisa hendak pergi bekerja, Jennie akan berada di kamar tidur, menatap Lisa yang sedang menyiapkan sarapannya seorang diri.
Jennie membayangkan bahwa sebentar lagi, dia akan berada di dapur Lisa, menyiapkan sarapan untuk wanita itu sebelum Lisa berangkat bekerja.
Dia juga akan mendapatkan pelukan dan ciuman. Itu sangat menyenangkan. Jennie sama sekali tidak sabar menunggu hari itu tiba.
Sebentar lagi, pikirnya.
“Wah, sepertinya seseorang sedang dalam suasana yang begitu baik, ya?” Goda Lisa, menatap Jennie sementara itu, Jennie melihat Lisa melahap pancake-nya.
“Ya.” Jennie tersenyum. “Aku hanya... memikirkan tentang kita.”
“Itu membuatmu tersenyum?” Tanya Lisa yang juga tersenyum lebar.
“Tentu saja, sayang. Memikirkanmu, tentang kita... selalu membuatku tersenyum.”
Jawaban itu membuat Lisa menatapnya dengan pandangan hangat. Jennie menghela nafas, mengingat kapan terakhir kali dia melihat tatapan itu secara langsung.
Rasanya, berlangsung cukup lama saat ini dan semakin hari, Jennie semakin merindukan Lisa. Beruntung, sahabatnya dan ayahnya membuat dia sibuk hingga Jennie tidak terlalu memikirkan Lisa.
Tetapi di malam hari, terutama di saat-saat mereka berbicara di telepon seperti ini, sulit untuk tidak memikirkan betapa dia merindukan Lisa.
“Hei,” Suara lembut Lisa menyapa. “Kau baru saja merasa senang. Sekarang, kenapa kau terlihat begitu sedih, sayang? Katakan padaku.”
“Aku merindukanmu, Lisa. Sangat, sangat.”
“Oh, sayang... aku juga merindukanmu. Selalu sulit berhubungan jauh seperti ini. Tapi, kita akan bertemu lusa, kan? Apakah kau sangat bersemangat?” Tanya Lisa, matanya berbinar.
Kegembiraan yang memancar di mata Lisa seolah mengirim energi, membuat Jennie ikut bahagia. Dia menganggukkan kepalanya.
“Aku sudah selesai berkemas.” Ujar Jennie memberitahu.
“Oh, seseorang sangat bersemangat.” Goda Lisa.
Jennie tertawa sesaat sebelum tawa itu lenyap, menatap Lisa yang sibuk memakan sarapannya.
Sungguh gila bagaimana hubungan mereka berlanjut hingga saat ini. Dia bahkan ingat pertama kali bertemu Lisa di cafe, cara mereka berbicara satu sama lain di cafe tersebut.
Tepat sebelum dia tahu bahwa Lisa adalah kakak tirinya.
“Lisa?” Panggil Jennie.
“Ya, sayang?” Jawab Lisa lembut.
“Apakah kau ingat, bagaimana hubungan kita pertama kali di mulai? Di cafe, hubungan kakak dan adik tiri, lalu kita sering bersembunyi hanya untuk berciuman dan...”
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fiksi Penggemar[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...