BAB 10

7.1K 570 23
                                    

Gila mungkin adalah kata yang terlalu meremehkan untuk menjelaskan apa yang terjadi semalam. Jennie tidak bisa melupakan apa yang semalam dia lakukan dengan Lisa.

Itu sama sekali tidak terbayangkan. Cara menjabarkan tentang apa yang terjadi semalam hanyalah sempurna. Kebahagiaan, penuh senyum. Itu semua. Pagi hari, mereka diam-diam sarapan sambil saling melirik.

Terkadang, Lisa bersikap nakal dengan meremas paha Jennie di bawah meja ketika tangan lain memegang gelas dan meneguk air mineralnya. Atau saat ujung siku Lisa berulang kali menggesek sisi payudaranya.

Sial, sial, sial! Yang Jennie ingin lakukan tadi hanyalah merangkak ke pangkuan Lisa, mengulang apa yang terjadi semalam. Saling menggesek hingga mereka mengotori celana dalam mereka dengan cairan masing-masing.

Lalu semuanya hancur ketika Peter menawarkan untuk mengantar Jennie ke kampus. Padahal, Jennie berharap setidaknya mereka bisa melakukan hal-hal nakal di dalam mobil.

Yah, apa boleh buat?

“Jennie! Jennie!” Seru Chaeyoung dari belakang saat Jennie tengah berjalan di lorong kampus.

Jisoo mengikuti dari belakang sambil cemberut.

“Yak, jangan mentang-mentang kakimu panjang, kau bisa berjalan secepat itu! Pikirkan juga aku!” Keluh Jisoo pada Chaeyoung ketika keduanya berada tepat di depan Jennie.

“Diam! Aku tidak sabar memberi kabar baik ini pada Jennie.” Cibir Chaeyoung memutar mata. “Lagipula, siapa suruh memiliki kaki yang pendek?”

“Chaeyoung,” Desis Jisoo, menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata kasar pada sahabatnya itu.

Seandainya Chaeyoung bukanlah sahabatnya, sudah pasti Jisoo sudah menampar mulut yang sembarangan bicara itu. Tapi dia tak bisa membantah. Lagipula, Chaeyoung mengatakan hal yang fakta.

“Oke, kalian berdua berhenti! Ada apa ini?” Tanya Jennie menatap keduanya.

“Senior kita! Wanita yang kau banggakan itu, ingat?”

Jennie mengernyitkan kening pada orang yang di maksud oleh Chaeyoung itu.

“Siapa? Bae Irene?”

“Ya! Itu dia! Dia baru saja mencarimu, Jennie!” Seru Chaeyoung.

“Benarkah?!” Pekik Jennie tak percaya. Raut wajahnya begitu senang.

Karena siapa yang tidak senang? Seluruh kampus tahu siapa Bae Irene. Dia adalah salah satu lulusan mahasiswi di kampus yang seringkali mengikuti lomba piano dan selalu memenangkan perlombaan itu. Bahkan di suatu ketika, Bae Irene memenangkan perlombaan tingkat Asia hingga namanya tidak asing lagi.

Irene tidak hanya di kenal sebagai lulusan mahasiswi yang berprestasi di jurusan musik. Tapi, sepertinya semua jurusan hampir mengejar wanita itu. Sayangnya, wanita itu bersikap dingin pada semua orang.

Dan, meskipun Irene telah lulus dua tahun lalu, wanita itu selalu bersedia mewakili kampus. Bahkan, setiap ada acara tahunan di kampus, dia selalu hadir.

“Dia ingin kau menemuinya di ruang musik.” Ujar Jisoo datar. Dia tidak terlalu fangirl seperti Chaeyoung dan Jennie.

“Oh?! Ya Tuhan, ada apa ya?! Aku gugup sekali!” Jennie tidak tenang, jantungnya berdegup kencang.

“Jangan buat dia menunggu! Ayo datangi dia!” Seru Chaeyoung.

Jennie tidak perlu berpikir dua kali ketika dia akhirnya di dorong oleh Chaeyoung agar pergi menemui Irene. Ketika dia berada di depan ruang musik, Jennie meletakkan tangan di dadanya.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang