BAB 42

3K 453 28
                                    

Dengan duduk di sisi ranjang, gaun hitam melekat di tubuh Jennie. Begitu juga dengan Chaeyoung dan Jisoo yang berada di sampingnya.

Secara fisik, Jennie tidak merasa sakit. Luka luarnya masih tidak terlihat namun rasa sakitnya tidak ada. Namun secara mental, Jennie memiliki perasaan hampa luar biasa.

Tidak ada satu orang pun yang bisa dia ajak bicara. Bahkan dengan kedua sahabatnya, dia tidak pernah berbicara. Dia makan seadanya karena dia tahu dia membutuhkan hal itu untuk minum obat.

Dia tidak tahu wajahnya seperti apa saat ini dan sejujurnya, siapa yang peduli?

Hari ini, dia akan menguburkan Mia. Dia telah kehilangan janin yang harusnya tumbuh di dalam dirinya. Dia bahkan sudah kehilangan Lisa. Dia tidak mendengar hal apapun dari Lisa sampai hari ini.

Bagaimana bisa dia kehilangan orang-orang tersayangnya secara bertubi-tubi? Ini sangat menyakitkan.

“Bagaimana bisa dia membuat putri kita kesulitan bahkan di hari kematiannya?”

Jennie mendengar suara ibunya bergumam dari dekat pintu. Tangannya dilipat di depan dada. Di antara hari lain, ibunya berpenampilan dengan sangat glamor.

Mengenakan baju berwarna merah, riasan tebal, serta perhiasan yang berlebihan di tubuhnya. Serius, ini selera ayahnya? Pikir Jennie meremehkan.

Dia tidak bisa menanggapi karena dia merasa lelah. Lagipula sejak Lisa pergi dua hari lalu, dia tidak pernah ingin bicara dengan siapapun. Dia tidak ingin mengeluarkan sepatah kata. Tidak ada orang yang ingin dia ajak bicara.

“Jennie, jika kau masih sakit, kau tidak perlu memaksakan dirimu seperti itu, sayang. Wajahmu bahkan sangat pucat.” Peter berkata, menatap khawatir putrinya itu.

Apakah dia sungguh peduli? Pikir Jennie, mengabaikan semua perkataan itu.

“Keluarga itu memiliki pengaruh buruk untuk putriku.” Ibunya berkata.

Peter menanggapi dengan senyum tipis. Jennie baru menyadari ada kekesalan di mata ayahnya saat ini. Oh, bagus. Sekarang ayahnya mulai kesal dengan ibunya?

Rahang Peter mengeras, tangannya juga mengepal. Sepertinya, ayahnya berusaha keras menahan diri untuk tidak membentak ibunya saat ini juga.

“Jennie, sayang...”

“Lisa sudah tiba. Biar aku melihatnya di lobi terlebih dahulu.”

Suara Jisoo yang memberi pengumuman membuat Peter berhenti berbicara. Jennie juga menoleh pada Jisoo. Mendengar nama Lisa, mata Jennie kembali berbinar. Keredupan di matanya lenyap dalam hitungan detik.

Jisoo mengangguk pada Jennie sambil tersenyum sebelum pergi keluar ruangan dan Jennie menatap pintu ruangan dengan harap-harap cemas.

“Jangan khawatir. Lisa sudah menjemputmu, Jennie. Dia ada disini saat ini.”

“Aku tahu.” Jennie berkata, ada sedikit senyum di wajahnya.

Baik Chaeyoung, ayah dan ibunya tersentak mendengar jawaban itu. Dua kata pertama yang Jennie ucapkan setelah Lisa pergi dua hari lalu.

Peter menghela nafas tajam, menyadari sebesar apa pengaruhnya kehadiran Lisa untuk putrinya itu. Tak dapat di sangkal, Lisa yang Jennie butuhkan disaat seperti ini.

Tak lama kemudian, Jisoo muncul dengan Lisa dengan baju hitam senada. Mata mereka bertemu dan Jennie bisa melihat kelelahan di mata Lisa saat itu juga.

Jennie berdiri dari sisi ranjang. Tiba-tiba memiliki kekuatan, dia berjalan ke arah Lisa yang juga berjalan ke arahnya.

Tubuh Lisa menegang saat Jennie memeluknya. Jennie benci betapa tegangnya Lisa karena sentuhannya. Ini bukan Lisa sama sekali.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang