Miyeon duduk di samping Lisa sebelah kanan, sementara Jennie berada di sebelah kiri. Ini adalah malam ketiga Miyeon berada di rumah keluarga Manoban-Kim karena Mia memang mengundang rekan kerja Lisa itu.
Tujuan Mia yang begitu jelas membuat Jennie sangat kesal sungguh. Kali ini, Miyeon tidak hanya datang karena permintaan Lisa tentang masalah berkas pekerjaan, tapi Mia secara khusus mengundang Miyeon.
Berulang kali sikap Mia membuat Jennie sangat kesal karena ibu tirinya itu menyuruh Jennie untuk duduk di sampingnya. Secara tidak langsung, Mia meminta agar Jennie memberi dukungan sehingga Lisa dan Miyeon bisa duduk berduaan.
Tentu saja, Jennie tidak akan pernah melakukan itu. Bagaimana pun situasinya, dia akan selalu duduk di samping Lisa. Tetap memastikan agar Lisa tidak duduk berduaan dengan Miyeon, dimana pun itu.
“Jadi, Miyeon... kali ini aku mendengar di kasus yang sedang Lisa tangani, kau kembali membantunya lagi.” Ujar Mia pada makan malam hari itu.
“Ya,” Miyeon mengangguk. “Atasan kami meminta agar kami berada di satu tim yang sama.”
“Karena kasusnya lebih sulit. Bahkan aku dengar, beberapa bukti dan orang-orang yang kita temui berada di luar kota.” Tambah Lisa. “Aku hanya berharap semoga saja aku tidak harus pergi ke luar kota untuk menemui mereka semua.”
“Apakah seorang pengacara juga harus mendatangi orang-orang seperti detektif? Kau juga punya bawahan, kenapa tidak menyuruh mereka saja?” Tanya Jennie dengan nada yang tidak menyenangkan.
Peter menegur Jennie melalui pandangan tapi Jennie hanya mengabaikan dengan memutar mata pada ayahnya itu. Menghela nafas, Peter hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bertanya-tanya apakah begini sikap putrinya setelah dia memiliki kakak?
Agaknya, Peter sedikit tidak nyaman karena Jennie sering kali bertingkah seolah dia memiliki sang kakak sepenuhnya padahal dia tahu niat istrinya mengundang Miyeon berulang kali karena wanita itu ingin Lisa akhirnya memiliki hubungan yang serius.
Yang membuat Peter juga tidak mengerti mengapa Mia harus sekeras kepala itu. Padahal, jika Lisa akhirnya menemukan seseorang, wanita itu pada akhirnya akan memperkenalkan pada keluarga.
Benar, kan?
“Tentu, Jennie.” Lisa terkekeh sambil mengusap bahu Jennie dengan lembut. “Aku harus menemui mereka semua agar bisa mengetahui banyak hal untuk membela klien-ku di pengadilan.”
“Kalau begitu, jika suatu hari kau harus ke luar kota, aku akan ikut denganmu.” Balas Jennie dengan santainya.
“Tentu, tentu. Kau mau apa? Liburan? Jalan-jalan?” Ledek Lisa main-main dan Jennie hanya mencibir lalu melepaskan tangan Lisa dari bahunya karena kesal.
“Kau belakangan ini sensitif sekali, nak. Mudah sekali kesal.” Kata Mia pada Jennie sambil menggelengkan kepalanya.
Sejak tadi, Mia hanya terus memperhatikan interaksi antara Lisa dan Jennie tanpa berusaha mengatakan apapun pada mereka. Matanya meneliti kedekatan mereka dengan seksama. Terutama, pada Jennie dan terkadang, dia juga melihat Miyeon yang memang agak pendiam selama makan malam.
“Apakah kau punya pacar, Miyeon?” Tanya Mia setelah selesai memperhatikan kedua putri mereka.
“Emmm, tidak.” Miyeon terkekeh. “Menurutku, pekerjaan menjadi pengacara cukup menyita waktu hingga rasanya, terlalu sulit untuk mencari waktu untuk kencan. Iya kan, Lis?”
Lisa menganggukkan kepalanya dan Jennie diam-diam menahan diri untuk tidak memutar mata. Padahal wanita itu hanya harus menjawab, mengapa juga harus bertanya pada Lisa? Pikir Jennie kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfiction[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...