EPILOG

5.1K 446 46
                                    

TIGA TAHUN KEMUDIAN

“Wah, lihatlah siapa yang terlihat cantik malam ini.”

Jennie sedang berada di depan cermin, menatap gaun anggun yang longgar, menutupi tubuhnya. Bagian atasnya terbuka, memperlihatkan payudaranya yang terlihat lebih besar dari biasanya.

Berbalik, Jennie menatap Lisa yang berdiri di dekat pintu. Bersandar sambil menyeringai. Tahun boleh berlalu, tapi wajah Lisa semakin menawan.

“Kemarilah, sayang.” Kata Jennie, mengulurkan tangan pada Lisa.

Lisa berjalan mendekat, tersenyum dan memutar Jennie hingga mereka berdua menghadap cermin. Senyum di wajah keduanya memancar jelas.

Bibir Lisa mencium bahu Jennie yang terbuka, tangannya melingkari pinggang dan bertumpu pada perut Jennie.

“Kau cantik sekali, Jennie.” Ucap Lisa, mulai mencium lehernya.

“Terima kasih, sayang. Kau benar-benar mendukungku.” Jennie tersenyum, mereka bertatapan dengan penuh kasih sayang melalui cermin di depan mereka.

“Apakah kau gugup?” Tanya Lisa. “Kau sudah berlatih keras selama beberapa bulan ini.”

“Ya,” Desah Jennie, berbalik lalu melingkarkan tangan di leher Lisa. “Berlatih bukan berarti aku tidak gugup. Ini kali pertama untukku.”

“Aku mengerti. Tapi kau sempurna, sayang. Jangan buat dirimu stress, ya?”

Jennie mengangguk dan menarik Lisa ke pelukan yang canggung. Menghirup aroma wanita yang sudah menemaninya selama tiga tahun itu, mendukung penuh segala impiannya.

Termasuk menjadi seorang pianis.

Dan hari ini, Jennie akan menggelar konser pertamanya. Ketika Jennie mengumumkan konser pertamanya, Jennie sama sekali tidak menyangka bahwa ribuan tiket terjual dalam waktu dua jam.

Itu gila karena Jennie pikir, orang-orang belum terlalu mengenal dirinya.

“Aku mencintaimu, sayang. Terima kasih sudah bersedia bersabar menghadapi semua emosiku selama beberapa bulan ini.”

Sssttt, aku mengerti, sayangku. Jangan berterima kasih.” Ujar Lisa sambil mengusap punggungnya dengan lembut.

“Tetap saja, aku sering kali marah dan emosional.”

Lisa terkekeh dan tiba-tiba saja berlutut di depannya dan mencium perutnya.

“Bukankah dokter bilang, normal merasa seperti itu? Karena dia...” Kata Lisa, kembali mencium perutnya, matanya terpejam sebelum terbuka lagi. “Aku tidak keberatan. Karena aku mengerti hormon kehamilanmu.”

“Kau luar biasa, sayang.”

Jennie menggelengkan kepalanya dan menarik Lisa untuk berdiri lagi.

Saat pertama kali Jennie berniat untuk menggelar konser pertamanya, Jennie sama sekali jika dia sedang mengandung.

Pada sebulan persiapan, dia merasa sering mual di pagi hari dan dokter menyatakan bahwa dia hamil.

Lisa? Tentu saja Lisa bahagia. Istrinya itu menangis.

Tapi tangisan itu berubah menjadi protektif yang besar. Mereka berdua mengingat keguguran yang di alami Jennie tiga tahun sebelumnya hingga Lisa berusaha menjaganya sebaik mungkin.

Sekarang kehamilannya menginjak umur 5 bulan. Perutnya sudah membesar meskipun di balik gaun besarnya, perutnya tidak terlalu terlihat saat ini.

“Dan kau istriku yang paling cantik, menawan, tetap sekali. Aku ingat saat pertama kali melamarmu.” Ujar Lisa.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang