Seluruh kecemasan membuatnya tidak bisa tenang saat ini. Lisa tidak bisa tenang ketika dia mendapati ibunya tiba-tiba saja muntah di kamar mandi. Ya Tuhan, belakangan ini ibunya pasti mengabaikan kesehatannya.
Dia membawa teh hangat setelah memastikan Mia berbaring di tempat tidur. Membantu Mia bangun agar ibunya itu meminum teh hangat.
Hingga habis setengahnya, Mia kembali berbaring. Tapi, kecemasan Lisa belum juga hilang. Wajah ibunya pucat, sepertinya dia benar-benar sakit yang sejujurnya membuat Lisa takut.
“Aku baik-baik saja, Lisa. Ini pasti hanya karena aku mengabaikan makan.” Kata Mia sambil tersenyum lemah. Pasti muntah berulang kali membuat Mia kelelahan.
“Apa tidak sebaiknya kita pergi ke Rumah Sakit saja, bu?”
“Lisa, jangan berlebihan. Aku hanya perlu istirahat dan mengatur makan dengan baik saja.”
Lisa menghela nafas. Ibunya keras kepala, Lisa tahu itu. Sejujurnya, ibunya persis seperti dirinya sendiri. Mereka sama-sama tidak bisa di paksa jika memang tidak menginginkan sesuatu.
“Baiklah. Apa kau akan baik-baik saja jika aku keluar dan membeli beberapa bahan makanan? Kulkasmu terlalu kosong, Bu.”
Mia menghela nafas dan mulai memejamkan matanya. Nafasnya sedikit berat membuat Lisa bangkit dari sisi tempat tidur dengan enggan. Dia melirik Mia lagi, wajah pucatnya benar-benar membuat dia sangat takut.
“Pergi saja, Lis.” Gumam Mia.
Lisa mencondongkan tubuh untuk mencium kening Mia dengan sangat lama.
“Aku sangat mencintaimu, Bu. Tolong jangan sakit.” Bisik Lisa.
Mata Mia kembali terbuka, tampak berkaca-kaca dan hendak menangis. Tangan Mia terulur untuk memeluk Lisa dan saat itulah Lisa menyadari bahwa Mia ternyata lebih kurus dari sebelumnya.
Dia teringat tentang ayahnya yang dulu meninggal. Keadaannya sama persis seperti ini. Tapi saat itu, Lisa masih kecil hingga sepertinya, Mia berusaha kuat untuknya.
Jika perpisahan dengan Peter membuat Mia sakit seperti ini, artinya Mia sangat mencintai pria itu. Hati Lisa sakit untuk ibunya. Dia membenci seluruh situasi ini.
Dia menyalahkan Peter karena telah mempermainkan hati Mia. Air mata Lisa ikut menetes tapi dengan cepat, dia menghapusnya.
“Aku juga mencintaimu, Lisa.” Kata Mia sambil menangkup pipi Lisa dan Lisa bisa merasakan tangan Mia saat ini dingin. “Terima kasih telah menjagaku, menyayangiku, meskipun aku bukanlah ibu yang—”
“Bu, tolong hentikan.” Lisa merasakan matanya memanas dan dia kembali memeluk ibunya lagi.
“Oke, pergilah.” Ibunya terkekeh sambil mengusap punggung Lisa.
Lisa perlahan melepaskan pelukan itu dan dia berjalan menuju pintu. Dia berbalik, melihat ibunya tersenyum lembut untuk yang terakhir kalinya sebelum dia menghilang dari pandangan ibunya itu.
***
Lisa bukanlah orang yang pandai memasak, tapi dia cukup tahu beberapa hal. Jadi, dia membeli cukup banyak sayuran serta daging. Macam-macam bumbu dia masukkan ke keranjang, tak lupa beberapa buah-buahan yang dia tahu di sukai oleh ibunya.
“Lisa?”
Suara seseorang yang tidak asing terdengar di belakang dan Lisa melihat Peter berjalan dengan seorang wanita yang tengah memeluk tangannya.
Jadi ini ibu Jennie, wanita yang membuat ibunya sakit saat ini. Pemikiran itu membuat Lisa semakin membenci dua orang yang kini tengah berjalan ke arahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
أدب الهواة[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...