BAB 26

4.3K 431 14
                                    

“Ada apa dengan Jennie? Kenapa sejak kalian pulang liburan, Jennie sering sekali terlihat kesal karena sesuatu?” Tanya Peter pada Lisa ketika dia melihat Jennie sedang berada di sisi kolam renang.

Lisa tengah fokus pada laptopnya pun mengangkat pandangan ketika Peter duduk di sampingnya. Sudah seminggu tepatnya mereka pulang dari liburan. Dimana Lisa juga sudah mulai fokus dengan pekerjaannya lagi hingga dia dan Jennie jarang sekali menghabiskan waktu bersama.

Akan tetapi setiap malam selalu ada di antara keduanya yang berusaha menyelinap ke dalam kamar. Entah itu Lisa yang berusaha menyelinap ke kamar Jennie ataupun sebaliknya, Jennie-lah yang pergi ke kamar Lisa di malam hari.

Dan itu rutin terjadi selama satu minggu ini. Tentu saja, hal itu terjadi selama kedua orang tuanya sudah tidur. Dia tahu Jennie kali ini kesal karena sebelum ayahnya datang, Jennie berusaha untuk mengajak Lisa bicara tapi saat ini, Lisa sudah kembali di berikan tugas untuk sidang berikutnya hingga dia tidak bisa menanggapi Jennie dengan benar.

Ada beberapa pertanyaan yang tidak Lisa dengar dan itu membuat Jennie sangat marah. Ketika kini dia menoleh ke arah kolam renang, dia menyadari betapa kesalnya Jennie saat dia melihat dari raut wajahnya.

“Mungkin sesuatu terjadi.” Jawab Lisa lalu dia menoleh dan menatap Peter. “Apa kau sudah bertanya padanya?”

Peter menggelengkan kepalanya. “Aku tidak berani mengajaknya bicara jika suasana hatinya sedang buruk. Bisakah kau tanyakan kenapa dia?”

“Tentu. Aku akan menyelesaikan tugasku dulu. Setelah itu, aku akan mengajaknya bicara, oke?”

“Terima kasih.” Peter menepuk pundak Lisa kemudian pergi begitu saja meninggalkan Lisa yang kembali fokus pada layar laptopnya.

Baru dia berusaha fokus, dia mendapati Jennie masuk ke dalam rumah dan mengambil satu kaleng bir. Tanpa menoleh ke arah Lisa sedikit pun, Jennie pergi menaiki anak tangga kemudian memasuki kamarnya.

Lisa mencoba untuk kembali fokus lagi. Tapi diamnya Jennie mengganggunya hingga dia akhirnya menghela nafas. Menutup semua berkas dan juga laptopnya, Lisa pun menaiki anak tangga dan pergi ke ruang kerjanya terlebih dahulu.

Dia meletakkan laptop dan berkasnya ke meja dengan asal kemudian berbalik, bersiap diri untuk menghampiri Jennie meskipun dia tahu mungkin saja respon yang didapat tidak akan memuaskan.

“Oh, sial!” Pekik Lisa ketika dia baru berbalik, dia mendapati Jennie berdiri di dekat pintu. Tangannya masih memegang bir dan gadis itu masih cemberut. “Hei, sayang, kemarilah.”

Mendengar ucapan dengan nada penuh kelembutan itu, Jennie cemberut dan perlahan, dia pun masuk ke dalam ruang kerja Lisa.

Menutup pintu di belakangnya, Jennie melangkah semakin dekat dengan Lisa. Begitu dekat, Lisa langsung menarik tubuh Jennie ke dalam pelukannya. Wajah Jennie langsung tenggelam ke dada Lisa sementara wajah Lisa berada di leher Jennie. Keduanya sama-sama menghirup aroma masing-masing ketika tangan keduanya pun sama-sama memeluk dengan erat.

“Apa kau masih sibuk?” Tanya Jennie begitu pelan, desahan puas terdengar ketika Lisa mengangkat Jennie dari lantai hingga Lisa membawa mereka berdua ke sofa yang ada di kantor tersebut.

“Maafkan aku, Jennie. Apa kau kesal karena aku mengabaikanmu?” Tanya Lisa sambil mengusap lembut punggung Jennie.

Tanpa ragu, Jennie mengangguk karena faktanya, dia begitu benci ketika Lisa mengabaikannya sebelumnya.

“Aku merindukanmu, Lisa. Aku merasa kehilanganmu selama satu minggu ini.” Gumam Jennie di leher Lisa.

“Oh, sayang... Tidak, kau tidak kehilanganku.” Lisa mencium kening Jennie yang membuat Jennie akhirnya mengangkat pandangannya.

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang