04 - Sebuah Tawaran

853 81 91
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷

"Mas, ini sertifikat punya kamu?" tanya perempuan yang kini tengah memegang selembar kertas di tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih setia memegangi kemoceng.

Sosok yang menjadi subjek pertanyaan itu lantas menoleh, kemudian melangkahkan kaki mendekat ke arah sang istri. "Iya, Mine."

"Kok pakai bahasa Inggris? Ini sertifikat apa, Mas?"

"Itu sertifikat hasil publikasi jurnal internasional, Sayang. Akhir semester kemarin, Mas iseng-iseng aja bikin jurnal sejarah Islam tentang peran para ulama' Islam masa Dinasti Umayyah di Maroko, terus dicoba upload. Eh, alhamdulilah bisa tembus internasional," jelas laki-laki itu tersenyum melihat hasil karya ilmiahnya.

"Masya Allah ... Keren banget sih suami aku," puji perempuan itu sambil menepuk pelan pipi suaminya.

"Eum ... tapi kenapa harus Maroko, Mas? Kan negara Islam banyak yang punya sejarah kayak gini. Dinasti Ottoman di Turki misalnya, atau Dinasti Abbasiyah di Andalusia. Apalagi Mas, kan, udah lama tinggal di Mesir, kenapa nggak angkat sejarah yang itu aja?" Perempuan itu sepertinya tertarik untuk membahas hal ini bersama suaminya di tengah-tengah kesibukan mereka membersihkan rumah bersama.

"Sejarah Islam di Mesir udah banyak yang nulis, Ra. Lagipula, Mas tertarik dengan perkembangan Islam ketika berada di salah satu negara di Afrika Utara itu," jawab Hasby tersenyum manis.

"Iya, kah? Memangnya, yang bikin Mas tertarik itu apa?"

"Sayang, kamu tau nggak kalau Maroko adalah pintu gerbang masuknya Islam ke Eropa. Makanya, Mas tertarik untuk bahas itu. Kenapa salah satu negara Maghribi itu bisa menjadi gerbang Islam ke Spanyol, Madrid, dan sebagainya. Kenapa bukan negara Mesir saja yang menjadi kunci utama Islam masuk ke Eropa. Nah, setelah meneliti dan menulis jurnal itu, akhirnya Mas tahu."

Perempuan itu mengangguk paham dengan bibir yang membentuk huruf O. "Berarti, mayoritas agama di Maroko itu Islam, ya?"

"Benar."

"Wow. Sama kayak Turki berarti?"

"Mau ke sana?"

Perempuan itu cukup terkejut mendapat pertanyaan seperti itu. "Ke mana, Mas?"

"Maroko," jawabnya santai.

"B-beneran, Mas?"

"Iya, Sayang. Habis dari Maroko, kita ke Spanyol, lalu ke Turki. Kalau mau, Mas juga bisa ajakin jalan-jalan ke tempat Mas kuliah dulu di Al-Azhar. Bukannya kamu ingin melihat jejak sejarah Islam di negara-negara itu?"

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang