46 - Semakin Ingat

304 31 14
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷

Malaga, Spanyol.

"Bagus, perlahan kau pasti bisa!"

Kalimat penyemangat dari dokter Edmund dan beberapa dokter di ruangan itu terus mengudara khusus untuk laki-laki yang baru belajar berjalan itu. Sama halnya ketika waktu pertama kali berdiri di usia dua tahun, laki-laki itu tengah berusaha sekuat tenaga mempertahankan keseimbangan diri dengan tangan yang memegang kuat alat bantu di sampingnya.

Satu langkah, dua langkah, tiga langkah berhasil ia lewati dari tempat kursi rodanya tadi. Meski tertatih, laki-laki itu tidak menyerah begitu mudah walau kini keringat dingin terus menerus bercucuran memenuhi tubuh dan wajah. Namun, ketika kedua tangannya mulai gemetaran, dokter Edmund segera memintanya untuk duduk kembali dan melanjutkan terapi esok hari.

Laki-laki itu merasa sangat lelah walau hanya tinggal melangkah. Akan tetapi, hal itu tidak akan membuatnya putus asa apalagi sampai berhenti melakukan terapi. Ia harus terus berusaha agar bisa berjalan kembali seperti biasa.

"Usaha yang sangat bagus, Nak," puji dokter Edmund memberikan sebotol minuman pada putranya. Tidak lupa, ia juga memberikan aliran semangat lewat tepukan halus di pundak sang putra. "Dad yakin, kau akan bisa berjalan lebih cepat dari yang diperkirakan."

"Thank you, Dad."

Dokter Edmund tersenyum dan membiarkan putranya itu istirahat sebentar di ruangan itu. Sementara dirinya akan menemui dokter Ramos dan juga dokter William di ruangan untuk membahas perkembangan kondisi putranya saat ini.

"Justine sangat berusaha keras hari ini. Perkembangan kesehatannya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya." Dokter Ramos membuka percakapan di antara mereka.

"Benar." Dokter William menyahut. "Analisisku mengatakan, dua atau tiga Minggu lagi, Justine pasti bisa berjalan normal jika semangat dan usahanya tetap dipertahankan."

Dokter Edmund mengangguk setelah mendengar pendapat rekan-rekannya. "Dia selalu berusaha semaksimal mungkin, tapi saya tidak akan memaksanya. Apalagi jika dia sampai terlalu lelah akibat memaksa diri."

"Dia akan baik-baik saja, Ed," simpul dokter Ramos menepuk pundak sahabatnya. Ia tahu jika pria itu pasti mengutamakan keselamatan dan kesehatan putranya itu.

"Lalu, untuk ingatannya ..." Dokter William kembali bersuara, membuat dua dokter di depannya menoleh cepat. "Aku masih belum yakin kapan memorinya akan kembali sepenuhnya, tapi mengingat dia sudah sembuh cukup lama, kemungkinan ingatannya sudah mulai kembali. Meskipun baru beberapa persen."

"Apa kau sudah membantu dia mengingat sesuatu, Ed?" tanya dokter Ramos. "Mungkin, menunjukkan beberapa hal atau sesuatu yang bisa memancing ingatannya kembali."

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang