13 - Antara Ilham dan Hasby

540 55 52
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷

Dokter Ilham?

Sofya, gadis itu masih mengerjap beberapa kali demi menerangkan penglihatannya. Bahkan, ia sampai menggosok kedua mata dengan tangannya. Takut jika matanya salah lihat atau salah membaca nama itu.

"Maaf." Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Sofya. Itu pun ia tidak sadar ketika mengucapkannya.

Laki-laki yang baru selesai meletakkan tasnya di atas bagasi kereta langsung menoleh. Masker putih yang sejak tadi menutupi ketampanan wajahnya pun ia buka agar bisa berbicara dengan jelas. Maka saat itu, terjawab sudah semua pertanyaan di kepala Sofya.

"Iya?" Laki-laki itu baru memberikan jawaban setelah beberapa menit diam.

"Anda, Dokter Ilham Alfikar Fairuz?" Sofya sengaja bertanya meskipun sudah tau jawabannya.

Seperti biasa, laki-laki itu tidak langsung menjawab. Ia bahkan memilih untuk duduk terlebih dahulu. "Benar. Bagaimana kamu bisa kenal saya? Apa kita pernah bertemu?" tanyanya kemudian.

Gadis itu dibuat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Mimpi apa dia semalam sampai bisa bertemu, bertatapan langsung, apalagi duduk bersebelahan dengan laki-laki yang mulai ia kagumi?

"Hello," sapa Ilham menggerakkan tangannya di depan wajah Sofya. Akibatnya, gadis itu langsung gelagapan karena hampir saja melamun.

"Eh. Itu. Saya salah satu mahasiswa kedokteran UGM yang ikut seminar Mental Health seminggu yang lalu. Kalau tidak salah, Dokter Ilham yang menjadi salah satu narasumbernya," jelas Sofya tanpa jeda sedikit pun.

Laki-laki di sampingnya itu terlihat menganggukkan kepala. Mungkin ia sedang mengingat salah satu acara yang ia hadiri beberapa hari yang lalu. "Berarti kamu jurusan?"

"Ilmu Keperawatan, Dok." Sofya menjawabnya begitu cepat. Bahkan belum terhitung sedetik sejak Ilham menyelesaikan ucapannya.

"Berarti kamu pasti kenal dengan Pak Ibrahim Rahmat," lanjut Ilham tersenyum, tetapi tidak menghadap gadis di sebelahnya.

"Beliau dosenku semester lalu, Dok."

"Begitu rupanya." Ilham kembali terlihat mengangguk.

Kini, kereta yang mereka tumpangi sudah melaju meninggalkan stasiun Tugu Yogyakarta. Meskipun suasana di sekitar mereka sedikit mendingin karena AC, tapi Sofya malah merasakan pipinya begitu hangat saat ini. Entah apa sebabnya dia juga tidak paham.

"Materi yang Dokter sampaikan kemarin sangat luar biasa dan berhasil merubah pemikiran saya tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Kalau saya tidak mengikuti seminar itu, mungkin pemikiran saya akan stuck di sana-sana saja," tutur Sofya begitu panjang lebar dan terdengar begitu mengalir apa adanya. Seolah ia mengungkapkan sesuatu yang selama ini terpendam dalam hati tanpa diminta siapapun.

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang