43 - Laki-laki Tulus Itu Namanya Ilham

342 32 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷

Minggu pagi adalah hari yang dinanti oleh banyak orang, tidak terkecuali seorang gadis yang terlihat sudah rapi dengan setelan baju kaos panjang warna merah muda, jilbab instan warna senada dengan celana hitam trainingnya. Meski matahari belum sempurna menampakkan diri, tapi senyum di wajahnya sudah terbit sejak beberapa menit lalu. Tepatnya, setelah ia mendapat sebuah pesan dari laki-laki yang dikaguminya akhir-akhir ini.

Sebelum keluar kamar untuk menemui partner lari paginya hari ini, ia memilih untuk melihat kembali isi pesan yang sudah terbaca hampir satu jam yang lalu. Entah apa yang membuat semangatnya naik berkali lipat setiap kali mengeja kalimat-kalimat yang ada dalam balon obrolan itu.

"Jangan lupa acara hari ini, ya, Fya. Sampai ketemu di taman," ucap gadis itu sambil mengembangkan senyum.

Pesan yang dikirim oleh kontak yang ia beri nama 'Dr.Ilham' itu semakin membuat hatinya deg-degan, padahal mereka belum bertemu. Bagaimana nanti jika keduanya benar-benar berada di satu tempat yang sama? Lalu menyaksikan bagaimana sikap lemah lembut serta keayahan laki-laki itu pada ponakannya?

Memang benar, setelah bertemu Ilham di sekolah waktu itu, saat laki-laki tersebut tengah mengajari ponakan kembarnya menyanyi, mereka sempat mengobrol lama. Terlebih tentang permintaan Ilham untuk menemani anak-anak kembar itu berlatih menyanyi bersamanya.

"Mereka mau menyiapkan kejutan buat bundanya, jadi saya juga butuh bantuan kamu untuk menemani mereka kalau mau latihan dengan saya. Atau mungkin, kamu sendiri bisa mengajari mereka?"

"Tidak, Dok. Saya tidak pandai dalam hal seperti itu. Karena mereka sudah meminta dokter untuk mengajarinya, jadi saya akan menemani mereka setiap kali latihan dengan dokter."

Sofya lagi-lagi seperti orang gila yang senyam-senyum sendiri membayangkan wajah Ilham ketika berbicara dengannya. Beruntung, ia menyetujui permintaan Ilham waktu itu. Jadi, ia punya alasan untuk bertemu laki-laki tersebut tanpa susah payah mencari alasan. Ketiga ponakannya lah yang akan membantunya dekat dengan Ilham saat ini.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan itu segera mengalihkan pandangannya. Tidak lama setelah pintu tersebut diketuk, perlahan knopnya berputar dan menampilkan seorang perempuan muda terlihat berdiri di sana.

"Kukira belum siap. Anak-anak udah pada nungguin di bawah," beritahu Ara.

Sofya melayangkan senyum manis pada saudara tirinya itu. "Maaf, ya, tadi habis nyetrika pakaian juga. Makanya lama."

"Ya udah, sarapan dulu gih," suruh Ara hendak meninggalkan kamar itu. Sofya segera mengejarnya karena memang dia sudah siap untuk pergi.

"Kamu nggak ikut joging, Ra?" tanya Sofya menyejajarkan langkah dengan ibu anak empat itu.

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang