بسم الله الرحمن الرحيم
*Sambil nunggu buka, baca HASYRA dulu yagesya 👌
Bismillah ...
🌷🌷🌷
Mobil hitam yang membawa keluarga Abiyyu itu akhirnya tiba di pesantren. Beberapa santri dan santriwati yang bertugas jaga di ndalem segera membantu kiyai dan nyai nya membawa barang-barang dari mobil.
"Laras, tolong bawakan baju-baju ini ke kamar Ning Ara, ya," titah Ummah Maryam pada salah satu santri putri. Hari ini, pasangan Abah Abi dan Ummah Maryam baru saja pulang dari pusat perbelanjaan. Sengaja mereka bepergian pagi-pagi untuk membeli keperluan yang dibutuhkan menantunya pasca melahirkan dan masa menyusui. Sekalian, mereka juga membelikan puluhan setel baju bayi khusus untuk cucu mereka.
Seorang santriwati yang diberi perintah itu langsung beringsut dari tempatnya. Sebelum menjalankan perintah, ia dan satu temannya lagi segera menepikan diri agar gurunya itu bisa lewat. Tidak lupa, mereka juga menundukkan kepala sampai bayang-bayang Ummah Maryam menghilang dari pandangan.
"Ras, ini beneran kita diizinkan masuk kamar Ning Ara?" tanya santriwati yang bersama Laras tadi.
Laras yang hendak mengambil dua plastik di dalam mobil itu tiba-tiba mengurungkan niatnya. Ia pun berpikir yang sama dengan temannya. "Iya, ya, Lan? Nggak sopan banget kita masuk kamarnya Ning Ara. Gimana kalau Gus Hasby ada di sana juga? Duh bisa-bisa pingsan aku."
Wulan hampir saja meletuskan tawanya mendengar ucapan Laras yang begitu polos. Ia yang hampir tiga tahun tinggal dan mengabdi bersama Laras sangat tahu jika teman sekamarnya itu begitu mengagumi sosok Gus Hasby. Memang bukan hanya dia, puluhan santriwati juga begitu. Tapi dari semua pengagum Gus Hasby, hanya Laras lah yang terbilang cukup beruntung karena dia sering dimintai tolong oleh Ummah Maryam. Apalagi kemarin, Bu Nyainya itu jelas-jelas meminta dirinya untuk menjadi babysitter-nya Hafsha. Putri kesayangan Gus Hasby dan Ning Ara mereka.
"Gini aja, Ras. Nanti kita minta tolong Mbak Oliv buat naruhin barang-barangnya ke dalam. Kita bawakan sampai depan pintu saja," usul Wulan baru ingat jika masih ada santriwati senior di ndalem.
Laras mengangguk mengiyakan. Ia akhirnya bisa bernapas lega karena tidak jadi masuk ke kamarnya dua pasangan terfavorit seantero pesantren itu. Tanpa membuang waktu lagi, keduanya segera mengambil semua barang di mobil dan membawanya ke dalam.
"Laras, Wulan," panggil seseorang membuat kedua gadis itu menoleh kompak. Setelah melihat siapa yang memanggilnya, mereka langsung menunduk.
"Dalem, Ning Ana," sahut Laras.
"Itu barangnya Aisyahra, kan?"
"Nggeh, Ning." Kini giliran Wulan yang menyahut.
Deviana yang baru saja keluar dari kamarnya langsung tersenyum. "Sini, biar saya yang bawa ke kamarnya. Kalian balik ke dapur, ya. Sepertinya Ummah sedang membuat sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]
Espiritual[ARABY Season 2] *** Hasby dan Aisyahra kembali dikaruniakan seorang putri kecil di usia pernikahan mereka yang ke-tujuh tahun. Kehadiran bayi perempuan itu membuat keluarga kecil mereka semakin lengkap dan bahagia. Namun, kebahagiaan yang dirasaka...