29 - Kenyataan Menyakitkan

395 41 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷

"Ikhlas, Nak."

Hanya dua kata, tapi tertancap begitu dalam di hatinya. Otaknya pun dengan cepat menerka, apa maksud dibalik permintaan yang terbungkus kata itu? Bukan. Itu bukanlah sebuah permintaan, melainkan paksaan yang harus segera hatinya lakukan.

Apa yang akan dia ikhlaskan?

"M-maksud Abah?" tanyanya gugup. Suara yang diiringi beragam perasaan itu membuat bibirnya bergetar.

"Hasby tidak ada, Nak."

Tidak! Telinganya tidak ingin mendengar kalimat itu saat ini. Seluruh alam sadarnya menolak untuk menyambut kenyataan itu.

Tidak mungkin! Harapannya tidak mungkin padam begitu saja. Tidak mungkin jika janji itu terlantar oleh orang yang paling dipercaya. Tidak mungkin cintanya akan hilang setelah ini. Itu semua tidak akan terjadi, kan?

"Abah bercanda, kan? Abah bohongin Ara, kan?"

Pertanyaan itu membuat pria di depannya menunduk dalam. Air mata yang menetes ke lantai secara tidak langsung menjadi jawaban atas kebingungan yang baru saja terlontar. Bukan hanya pria itu, wanita yang ia sangat percaya bisa memberikan sedikit ketenangan di hatinya pun memberikan wajah yang sama. Mereka yang ada di ruangan itu menangis tanpa suara. Ada apa ini?

"Ummah ..." Ia memilih duduk di samping ibu keduanya itu daripada menunggu jawaban yang justru membuat hatinya semakin bingung. Digenggamnya tangan yang terasa dingin itu, "Mas Hasby nggak mungkin pergi, kan?"

Ummah Maryam mengangkat kepalanya. Tatapannya terlihat begitu menyesakkan dada. "Nak ..." Dia lantas merengkuh tubuh di depannya dengan tangis yang memilukan.

"Ummah nggak boleh percaya gitu aja sama beritanya. Mas Hasby pasti baik-baik saja di sana. Mungkin sekarang, dia lagi sama Mas Wildan, Mah," katanya kembali menaruh harap pada ranting hati yang merapuh.

"Mba Ara," panggil Reza yang sejak tadi diam menyaksikan bagaimana hancurnya perasaan keluarga itu atas fakta yang ia bawa.

Perempuan itu mengurai pelukannya. Untuk saat ini, air matanya memang belum menetes meski sudah menggenang, tapi hatinya? Ia tengah mempertahankan segumpal daging itu agar tidak remuk mendengar apa yang akan disampaikan laki-laki yang pergi bersama suaminya waktu itu.

"S-saya minta maaf." Reza menjeda kalimatnya seolah bibirnya tidak sanggup mengatakan semuanya pada perempuan rapuh itu. "S-saya tidak berhasil menyelamatkan Pak Hasby."

"Maksud Anda apa bicara seperti itu?"

Sepertinya, sulutan emosi berhasil merambat di antara hatinya yang tengah berkecamuk.

Reza dengan mata sayunya memandang ke arah perempuan yang begitu dicintai Hasby. Bahkan demi mengirim sebuah foto padanya, Hasby merelakan dirinya datang ke bangunan yang akhirnya menimbun raganya.

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang