بسم الله الرحمن الرحيم
🌷
Kota tua Marrakech, Maroko, merupakan tempat yang memiliki banyak nilai peradaban dan ilmu sejarah yang akan membuat siapa pun yang mengunjungi kota itu terpana dengan tapak tilasnya.
Memiliki julukan Kota Merah, kota yang dibangun pada 1062 Masehi oleh Yusuf bin Tasyfin itu juga merupakan salah satu kota terpenting di negara Maroko selain Casablanca, dan kini, kota yang kaya akan keindahan sejarah itu juga menjadi kota budaya yang dilindungi UNESCO.
Menurut beberapa pendapat, pada belasan abad yang lalu, kota ini pertama kali ditemukan oleh para petani Berber dari zaman neolitikum. Tepatnya, Abu Bakar bin Umar atau yang merupakan sepupu dari Yusuf bin Tasyfin ini yang menemukannya. Sehingga kemudian, kota ini dibangun lebih maju lagi oleh Yusuf bin Tasyfin dari dinasti Murabitun. Pembangunannya dimulai setelah dinasti Fatimiyah yang sempat berkuasa di negara itu tumbang.
Akibat dari sekian banyaknya dinasti-dinasti Islam yang pernah menguasai kota ini, Marrakech dikenal sebagai simbol kejayaan Maroko. Hal itu juga berdampak pada peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih dilestarikan dan juga bisa dijumpai oleh orang-orang dari seluruh dunia.
Diantara peninggalan sejarah Islam tersebut adalah berupa masjid-masjid yang menjadi ciri khas kejayaan Islam zaman dulu. Masjid-masjid yang masih eksis dan terjaga sampai sekarang adalah masjid Koutoubia, Masjid Kasbah, Masjid Mansouria, dan Masjid Bab Doukkala.
Selain masjid, ada juga Madrasah Bin Yusuf, yang merupakan sekolah teologi Islam terbesar di Maroko. Namanya diambil dari nama Sultan Ali ibn Yusuf yang berjasa dalam pembangunan dan perluasan Kota Marrakech. Sekolah tinggi ini didirikan pada abad ke-14 oleh Sultan Abu al-Hasan. Menerapkan gaya arsitektur Spanyol Moor, bangunan ini dibuat pada tahun 1557-1574 Masehi. Di sekolah ini terdapat asrama berisi 130 kamar yang mampu menampung 900 siswa.
Istana yang menjadi tempat tinggal para khalifah juga masih bisa dinikmati keindahannya, meski hanya sebagian. Salah satunya adalah Istana El-Badi. Bangunan ini merupakan simbol kemenangan bangsa Maroko atas kekuasaan Portugis pada masa lampau.
Istana El-Badi dibangun pada akhir abad ke-16 oleh Sultan Ahmad Al-Mansur, penguasa keenam dari Dinasti Saadi. Sultan Al-Mansur sengaja membangun istana ini untuk merayakan kemenangan tentaranya atas pasukan Portugis dalam pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran Ksar El-Kebir (Tiga Raja).
Berkat kemenangan itu, Maroko yang pada masa itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman) berhasil dilindungi dari penjajah Portugis. Sayangnya, ketika Sultan Moulay Ismail naik takhta pada 1696 Masehi, hampir semua bangunan peninggalan Dinasti Saadi dihancurkan, termasuk Istana El-Badi.
Penguasa Dinasti Alawi ini kemudian mengambil beberapa ornamen penting dari bangunan Istana El-Badi untuk digunakan dalam pembangunan istana Kesultanan Alawi di Kota Meknes, Maroko. Saat ini, para wisatawan hanya bisa menyaksikan beberapa bagian saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]
Espiritual[ARABY Season 2] *** Hasby dan Aisyahra kembali dikaruniakan seorang putri kecil di usia pernikahan mereka yang ke-tujuh tahun. Kehadiran bayi perempuan itu membuat keluarga kecil mereka semakin lengkap dan bahagia. Namun, kebahagiaan yang dirasaka...