45 - Rencana David

269 32 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷


Hampir setengah jam berlalu saat Ilham mengajak bayi yang ada di gendongannya berkeliling mengitari taman sekitar rumah. Kini, laki-laki yang memakai kemeja abu muda itu sudah kembali ke tempatnya tadi. Itu pun karena bunda dari bayi itu yang memanggil.

"Dede udah dulu, ya, mainnya. Sekarang waktunya mandi," ucap Ara mengambil alih bayinya dari gendongan dokter muda itu.

"Princess mandi dulu, ya, biar tambah cantik kayak bunda," tambah Ilham sambil mengelus-elus kepala Hafsha. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa kalimat terakhir yang diucapkan tadi sukses membuat perempuan itu terdiam sebentar. Sampai akhirnya, kedatangan David membuat kesadaran Ara terkumpul kembali.

"Siapa yang mau mandi?" tanyanya sengaja sambil memasang wajah lucu agar cucu kesayangannya itu tertawa. "Oh, cucu cantiknya Eyang ini, hm?" David benar-benar dibuat gemas oleh ketawanya Hafsha.

"Pa, aku masuk dulu, ya," kata Ara sekaligus meminta izin untuk meninggalkan salah satu tamunya di sana.

"Iya, Nak," balas David menggeser posisi agar putrinya bisa lewat.

"Mari, Dok." Kini pandangan Ara mengarah sejenak pada laki-laki itu. Sampai setelah Ilham mempersilahkan, barulah Ara benar-benar pergi ke dalam.

Tidak lama setelah bayangan perempuan tadi hilang dalam ruangan, David memutar kepalanya yang sempat terpusat pada Ara tadi. Sekarang, ia hanya melihat wajah pemuda yang ia rasa cocok menjadi pendamping sang putri selanjutnya.

Merasa tidak sopan karena belum menyapa sang tuan rumah, Ilham yang sejak tadi diperhatikan langsung menyalami tangan David. "Assalamu'alaikum, Om. Saya Ilham," ujarnya memperkenalkan diri.

David tersenyum sembari menepuk lengan laki-laki itu beberapa kali. Ia kemudian meminta anak muda itu untuk duduk di tempatnya tadi. Sementara dirinya menempati kursi Ara tadi.

"Kamu pasti sudah tahu siapa saya, kan?" kata David.

Ilham menoleh, kemudian berpikir sebentar. Beruntung, otaknya segera mengingat ucapan Lindra ketika di mobil tadi. Jadi, sudah punya senjata untuk menjawab pertanyaan tadi.

"Om David, bukan? Papanya Aisyahra," jawab Ilham yang langsung mendapat kekehan ringan dari David.

"Benar. Saya David, papanya Ara. Wanita yang kamu lihat tadi adalah neneknya."

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang