21 - Perempuan Idaman Ilham

400 64 95
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷

Burung besi yang membawa Hasby terbang dari kota Jakarta menuju Singapura berhasil mendarat dengan selamat setelah menempuh dua jam perjalanan. Nanti, setelah transit di Changi Airport, ia akan kembali melanjutkan perjalanan udaranya menuju Qatar sebelum nanti benar-benar tiba di Maroko.

Sebelum memulai perjalanan selama kurang lebih enam belas jam tersebut, Hasby meminta izin pada Reza untuk ke kamar mandi sebentar sebelum mereka memasuki waiting room. Dengan senang hati, Reza menyetujuinya dan menyumbangkan tenaganya untuk membawa koper milik Hasby ke dalam.

Hasby berjalan cepat menuju kamar mandi agar tidak membuat Reza menunggunya terlalu lama seperti di Jakarta tadi. Ia hanya ingin mengambil air wudhu lagi karena wudhunya sudah batal ketika berada dalam pesawat tadi. Sebenarnya, ia bisa saja melakukan tayamum, tapi raganya sudah terbiasa disucikan dengan air. Jadi, ia merasa kurang afdhol jika hanya menggunakan debu yang mungkin tidak ditemukan di tubuh pesawat yang ditumpanginya.

Setelah merasakan tubuhnya segar kembali, Hasby segera menarik kakinya meninggalkan kamar mandi. Namun, sebelum tiba di waiting room, ia merogoh saku jaketnya demi melihat ponselnya.

Begitu layar tersebut menyala, nampaklah wajah cantik sang istri yang tengah tersenyum lebar dalam rangkulan tangannya. Foto yang ia ambil sebelum malaikat-malaikat kecil mereka hadir itu berhasil menerbitkan seutas rindu di hatinya. Rasa yang menginginkan agar wajah itu ada di depan matanya saat ini.

"Belum aja tiga jam pergi, Mas udah kangen banget sama kamu, Ra," gumamnya mengusap foto tersebut.

Rasa ingin segera menelpon sang istri terpaksa Hasby tunda lantaran ia ingat jika Reza masih menunggunya di dalam sana. Demi menjaga perasaan temannya itu, Hasby mengembalikan benda pipih tersebut dan melanjutkan langkah sebelum Reza keluar untuk mencarinya. Ia berjanji akan langsung memberitahu istrinya ketika sudah tiba di negara Maghribi nanti.

Berbeda dengan Hasby, sekitar puluhan kilometer dari Negeri Singa tersebut, laki-laki yang kini telah rapi  dengan setelan baju biru muda yang dibalut jas putih terlihat masih mengayunkan kaki jenjangnya melewati koridor rumah sakit yang sudah cukup ramai.

Sisiran rambut hitam yang ditata dengan sedikit poni menutupi sebagian kening itu membuat penampilannya hari ini tambah menawan. Apalagi jika wajah putih langsatnya itu dibingkai dengan polesan senyum sedikit saja, bisa dipastikan akan membuat jantung kaum hawa yang memandangnya mengalami disfungsi.

Dia yang hanya berjalan tenang--dengan pandangan lurus ke depan dan hanya menyapa beberapa pasien lansia--saja sudah nyaris membekukan seluruh persendian wanita yang dilewatinya. Terlihat dari mulut mereka yang terkesan terbuka dengan lebar mata sama dengan lebar bibirnya. Bagaimana jika ia juga ikut memberikan ucapan selamat pagi pada semua orang yang ditemuinya?

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang