15 - Haflah Pesantren

502 56 65
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷

Hari ini, suasana pondok pesantren Daar Al-'Ulm terlihat sangat ramai dan sibuk. Setiap elemen pesantren mulai dari para santri, para ustadz dan ustazah, para pengurus sampai keluarga ndalem tidak hentinya bekerja untuk mempersiapkan acara. Dari kemarin, mereka semua sudah bekerja semaksimal mungkin demi terlaksananya acara besar yang rutin dilaksanakan setiap tahun di pesantren ini.

Acara haflah tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak dua hari yang lalu, yakni diawali dengan beberapa perlombaan antar santri seperti lomba membaca kitab kuning, cerdas cermat santri, Musabaqah Tilawatil Qur'an, Musabaqoh Qiroatul Kutub,
Bahtsaul Matsail, dan acara lainnya. Semuanya berlangsung secara khidmat, semangat dan juga disambut begitu antusias oleh para santri.

Kini, sampailah mereka pada acara puncak, yaitu Haflah Tasyakuran Khotmil Qur'an serta Wisuda Tahfiz Santriwan Santriwati Pondok Pesantren Daar Al-'Ulm. Rangkaian puncak acara tersebut akan dimulai sekitar jam delapan nanti. Namun, seluruh panitia sudah bekerja dari Subuh tadi. Hal itu semata-mata dilakukan karena semangat mereka untuk mensukseskan acara besar ini.

"Ngapunten, Gus. Acara sholawatan malam ini jadi diisi oleh Habib Sayyidi Baraqbah mboten?" tanya ustaz Fariz selaku penanggung jawab kegiatan.

Hasby yang saat itu ikut membantu mempersiapkan tempat acara langsung mengangguk. "Insya Allah, Tadz. Namun sepertinya, beliau akan datang sedikit terlambat karena harus mengisi sholawatan di tempat lain. Nanti, setelah acara wisuda tahfiz, Hadrah Al-Madani tampil seperti biasa. Untuk vocalnya, biar dipegang Maulana, Hasyim, dan teman-temannya, ya."

"Nggeh, Gus. Saya akan langsung menyampaikannya pada ketua panitia."

"Oh, ya. Untuk tempat duduk para wali santri tolong diperhatikan lagi, ya, Tadz. Siapkan bangku-bangku yang terbaik dan nyaman yang akan  ditempati oleh para wali santri. Dan untuk tamu undangan, penataan bangkunya sama seperti tahun kemarin, ya," jelas Hasby. Seperti biasa, ia akan selalu memperhatikan hal-hal yang terlihat sederhana demi kenyamanan setiap orang yang akan hadir dalam acara besar ini.

"Nggeh, Gus," angguk ustaz Fariz.

"Konsumsi santri, wali santri, tamu undangan, anak yatim, dan warga sekitar bagaimana?" tanya Hasby lagi.

"Alhamdulillah. Semuanya sudah aman, Gus. Lima ribu kotak snack untuk warga, tujuh ribu kotak snack untuk santri dan juga para wali santri serta anak yatim, dua belas ribu kotak air minum kemasan, insyaallah akan diantar sebelum Magrib nanti, Gus," jelas ustaz Fariz. "Untuk lima belas ribu kotak makanan juga insya Allah akan diantar sesudah Maghrib agar tetap hangat ketika dikonsumsi."

Hasby tersenyum mendengarnya. "Alhamdulillah. Saya minta tolong, pastikan semua orang yang hadir mendapat konsumsi, ya, Tadz."

Lagi-lagi, pemuda itu mengangguk hormat. "Siap, Gus."

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang