🌷
Malaga, Spanyol.
"Bagaimana terapi hari ini, Tuan?" tanya Houdar, kembali mencairkan suasana yang sempat kikuk tiap kali bersama laki-laki kesayangan majikannya itu. Siang ini, ia diberi tugas untuk menjemput tuan mudanya usai menjalankan terapi di rumah sakit.
"Saya merasa sedikit lebih baik," balas laki-laki yang duduk di sebelahnya. "Ayah bilang, perlahan ingatan saya akan pulih. Saya tidak sabar untuk itu, tapi kaki saya-"
Houdar melirik sebentar, kemudian tersenyum. Ia tahu saat ini tuan mudanya pasti tengah memikirkan sesuatu. "Kaki Tuan Muda pasti akan segera pulih juga. Insyaallah."
Laki-laki yang tidak lain adalah Justine itu mengangguk setuju. Untuk saat ini, biarlah sedikit rasa cinta keluarga dan juga semangatnya menjadi penyembuh raganya. Meski kemungkinan untuk pulihnya hanya beberapa persen, tapi ia yakin, berkat dukungan semua orang, ia pasti bisa melewatinya.
"Tuan tidak perlu khawatir. Saya akan terus membantu Tuan Muda belajar berjalan secara perlahan," tutur Houdar lagi. Kini dengan intonasi yang lebih meyakinkan.
"Terima kasih, Houdar." Justine benar-benar bersyukur dikelilingi orang-orang baik seperti Houdar dan keluarganya.
Houdar pun sama. Sejak pertama kali bercengkrama dengan Justine di kamar itu, hubungan mereka menjadi lebih akrab. Tidak ubahnya seperti teman, bahkan saudara. Bukan lagi seperti tuan dan majikan.
Setiap kali Justine menanyakan sesuatu, penasaran dengan sesuatu, atau tengah bersedih gara-gara sesuatu, Houdar selalu di sana untuk menyemangati, serta menjawab setiap pertanyaannya dengan rinci, meski ada sedikit ragu di hatinya setiap kali memberikan jawaban-jawaban yang diinginkan. Houdar takut jika jawabannya akan membuat kondisi Justine terganggu akibat berusaha mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ia alami.
Seperti waktu itu, saat Justine menanyakan penyebab ia koma di rumah sakit. Houdar menceritakan tentang kejadian tiga tahun lalu, saat Justine menjadi relawan di Palestina. Ia gunakan alasan tersebut untuk menjawab pertanyaan Justine, seolah kecelakaan tiga tahun lalu itu baru terjadi kemarin.
Houdar tentu diliputi rasa bersalah setelahnya. Ia terpaksa berbohong. Ia berjanji akan menceritakan siapa sosok Justine yang saat ini tengah bersamanya setelah kondisi laki-laki itu benar-benar pulih. Jangan sampai, ingatan masa lalu membebani pikiran tuan mudanya saat ini.
"Lalu kau? Bagaimana kuliahnya?" Justine mengambil giliran untuk bertanya.
Sesegera mungkin Houdar mengembalikan kesadaran yang sempat berkelana itu. "Baik, Tuan. Semuanya berjalan sangat baik," jawabannya cepat.
"Syukurlah."
"Apa Tuan ingin berkeliling sebentar?" kata Houdar, menawarkan. "Mungkin Tuan ingin melihat taman Jardin Bienquerido? Atau Museo Andaluz De La Educación? Lauro golf? Saya juga bisa mengajak Tuan melihat reruntuhan Torre Musulmana y Yacimiento de Torrealquería."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]
Spiritüel[ARABY Season 2] *** Hasby dan Aisyahra kembali dikaruniakan seorang putri kecil di usia pernikahan mereka yang ke-tujuh tahun. Kehadiran bayi perempuan itu membuat keluarga kecil mereka semakin lengkap dan bahagia. Namun, kebahagiaan yang dirasaka...