64 - Ending

809 49 24
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷

Kicauan burung terdengar bersahutan memenuhi dahan-dahan pohon di setiap jalan. Silau mentari pun dengan kehangatannya berhasil mengundang senyum indah di bibir laki-laki yang kini tengah memakai setelan baju warna biru langit. Rambut ikal nan lebatnya sudah ditata sedemikian rapinya, dengan membiarkan sedikit poni menutup bagian kening, membuat ketampanannya kian terpampang. Siapa pun yang melihatnya, tidak akan menduga jika dia adalah seorang ayah anak empat.

"Mas, minta tolong gendong Dede Acha sebentar, ya. Aku mau pakaiin Arfan dasinya."

Suara yang memiliki ciri khas di telinganya itu sontak membuat kepalanya menoleh cepat. Lengkungan di bibirnya spontan terbentuk indah setelah melihat penampilan seseorang di depannya.

"Fabiayyi aala irobbikuma tukazziban?" gumamnya.

"Mas ngomong apa?" tanya perempuan di depannya itu dengan wajah bingung.

"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?"

Bukannya paham dengan ucapan laki-laki itu, si perempuan justru bertambah bingung. Pasalnya, otaknya saat ini belum mampu mencerna apalagi menafsir kata-kata yang keluar tadi. Yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana agar anak-anaknya bisa selesai didandani satu persatu, supaya mereka bisa segera berangkat menuju acara.

"Mas?" panggil perempuan yang tidak lain adalah Ara.

"Eh, iya. Kenapa, Sayang?"

"Kenapa jadi melamun?"

Hasby, laki-laki yang sejak tadi tiba-tiba diam itu lantas mengerjap lucu setelah mendengar ucapan istrinya. "Kapan Mas ngelamun?"

"Tadi, kan."

"Oh, itu. Mas bukannya melamun, Sayang, tapi Mas terpana," jawab Hasby sambil mengangkat tangan untuk mengalihkan gendongan buah hatinya dari tangan sang istri.

"Siapa yang bikin kamu terpana? Aku?" tanya Ara sambil menunjuk dirinya.

Hasby yang melihat ekspresi wajah Ara langsung tertawa kecil. "Iyalah, Sayangku. Siapa lagi perempuan yang mampu bikin Mas jatuh cinta berkali-kali selain kamu, Aisyahra Khadija?"

Meski sudah menghabiskan waktu hampir tujuh tahun bersama laki-laki itu, tapi Ara tetap saja bisa salah tingkah dengan sikap dan ucapan suaminya. Seperti orang yang baru pertama kali pacaran, itulah yang dirasakan Ara setiap kali mendapat pujian atau kejutan dari Hasby. Pipinya pasti bersemu merah, begitu juga dengan jantungnya yang berdetak cepat. Jika sudah begitu, maka dia harus segera mencari alasan atau pekerjaan lain agar salah tingkahnya tersamarkan.

Sama seperti sekarang. Perempuan yang memakai gamis warna biru muda itu juga segera berbalik badan dan berjalan cepat keluar kamar, meninggalkan Hasby dan bayinya yang kini sedang melihatnya sambil terkekeh.

Rihlah Cinta Hasyra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang