Bab 15 - Herbs and Poison

36 2 0
                                    

New World: Memoria - Bab 15

Setelah Istirahat, pelajaran selanjutnya adalah pelajaran-pelajaran non-jurusan seperti matematika, dan fisika. Aku yang tidak pernah belajar pelajaran seperti itu sangat kewalahan dengan teori yang diberikan. Meskipun dibantu oleh yang lain, aku tetap tidak bisa mengerjakan soal-soalnya.

Setelah pelajaran terakhir selesai, pembelajaran pada hari ini kemudian berakhir. Aku yang kembali ke gedung asrama dengan kepala yang terasa seakan penuh dengan angka-angka yang ku pelajari sebelumnya. Kemudian aku langsung beranjak ke kamarku dan tertidur dengan pulas.

* * *

Keesokan hari, hari ke-2 di Etherea. Pelajaran pertama hari ini adalah Herbs and Poison. Meskipun terlihat seperti hal yang berbahaya, tetapi banyak sekali yang berminat dengan pelajaran ini. Mungkin karena dengan mempelajari Herbs and Poison, kita bisa membuat ramuan untuk berbagai hal yang dibutuhkan, baik untuk kebutuhan pertanian hingga kebutuhan untuk berpetualang.

Pelajaran Herbs and Poison mengambil waktu paling banyak di antara pelajaran lainnya, hal ini disebabkan karena kita harus mencari bahan-bahan di alam liar untuk membuat ramuan.

Profesor yang bertugas kemudian masuk ke kelas bersama dengan beberapa asistennya dan memperkenalkan dirinya. Profesor itu memiliki rambut hitam panjang yang dikepang samping dan mata berwarna hijau. Dengan memakai seragam yang sama dengan profesor lainnya, tetapi yang membedakan adalah ia memakai sebuah topi yang mirip topi pantai. Membuat profesor itu terkesan seperti orang yang santai dan mudah bergaul.

“Halo anak-anak, perkenalkan namaku Amira Hamilton, dan aku mengajar pelajaran Herbs and Poison. Semoga kalian betah dengan pelajaran ini hingga satu tahun mendatang!” 

“Kita akan melakukan pelajaran di luar ruang kelas untuk mencari bahan-bahan untuk membuat ramuan stamina. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah Lunargrass, Waterrose, dan terakhir Snakeberry. Tugas ini berkelompok dengan anggota maksimal 5 orang."

"Kalian bisa melihat ilustrasi bahan-bahannya di lembaran yang akan diberi oleh asistenku. Kalau begitu semoga beruntung!” siswa yang lain mungkin tidak melihatnya, tapi aku melihat sekilas profesor tersenyum tipis di bawah topi besarnya itu. Aku tidak tahu kenapa tapi aku memiliki firasat buruk tentang ini.

Kemudian para siswa bergerak kesana kemari untuk membentuk kelompok.

Clara dan Tiana kemudian menghampiri ku dan bertanya, “Ryan, apa kita bisa satu kelompok lagi?”

“Tentu, lebih baik memiliki kelompok yang sudah pernah bekerja sama, betul tidak?” tanyaku ke dua orang lain yaitu Matt, dan Alicia.

Mereka mengangguk setuju tanpa sepatah kata pun dan tidak menoleh sedikitpun karena terfokus pada catatan yang diberikan oleh asisten. Setelah membentuk kelompok, aku dan siswa lainnya kemudian keluar untuk mencari bahan yang tertera.

* * *

Saat di hutan

“Haha… sudah kuduga itu tidak akan mudah!” kataku dengan muka lelah sambil berlari dari monster yang mengejar kita berlima. Monster yang mengejar kami adalah segerombolan Epihorn. Tidak seperti yang ku temui sebelumnya, Epihorn ini memiliki 2 tanduk yang melambangkan status mereka lebih tinggi dan memiliki tingkat B-.

Sedikit kilas balik kenapa situasi kami menjadi seperti ini. Saat kami ingin mencari Waterrose, tiba-tiba segerombolan Epihorn mendekati kami. Kami yang melihat gerombolan Epihorn memilih kabur dengan membawa Waterrose sebanyak yang bisa kita ambil karena kami tidak membawa perlengkapan apapun.

“S1@l, aku tidak membawa pedangku. Mereka terlalu banyak!” ucap Matt menyesal karena tidak membawa pedangnya untuk situasi darurat.

“Yah, kita tidak diberitahu untuk membawa itu, profesor itu sepertinya sengaja!” gerutu Alicia ke Profesor Amira.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang