Bab 48 - Pembulatan hati (2)

18 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 48

Ruang Profesor Marius.

Dengan pencahayaan yang pas, perabotan yang minimalis dan ukuran ruangan yang pas. Ruangan itu ada ruang kerja yang sangat nyaman.

Ryan lalu duduk di salah satu kursi yang ada.

“Ada apa memanggilku, profesor?” tanya Ryan.

“Ini … mengenai pelajaran Eterization, apa kau mengalami kesulitan? Aku bisa sedikit memberimu sedikit tips, bagaimana?”

“Dan kenapa Anda hanya menawarkannya kepadaku? Aku merasa mendapat perlakuan spesial.” Ryan bertanya dengan ekspresi bingung.

Menarik napas panjang, Profesor Marius kemudian mengambil sebuah kertas dari laci meja. Profesor Marius lalu memberi kertas itu ke Ryan.

Ryan lalu membaca isi dari kertas yang diberikan oleh Profesor Marius. Kertas itu berisi:

[Pertunjukkan Eter yang diselenggarakan di ibu kota kekaisaran, Aroa.

Semua orang bisa mendaftar, asalkan bisa memanipulasi Eter!

Biaya pendaftaran gratis tidak dipungut biaya sama sekali!

Peserta dengan suara favorit terbanyak akan mendapatkan hadiah rahasia.

Jadi, ayolah mendaftar sekarang!

Pertunjukkan akan dilaksanakan Hari Minggu,
Tanggal: 25 Agustus, 1912.
Tempat: Gazebo besar ibu kota.

Untuk pendaftaran, bisa mengirim surat ke lokasi ***, dekat gazebo besar ibu kota.

Sampai jumpa di Aroa!!]

Karena terlalu lama membaca dan memikirkan isi yang ada dalam kertas, Profesor Marius lalu kembali menawarkan Ryan kesempatan itu.

“Jadi … bagaimana? Apa kau mau ikut?”

“Ini … rasanya agak mendadak, aku sendiri tidak yakin jika aku berkualifikasi untuk mengikuti acara ini.” Ryan masih memegang kertas brosur dengan kedua tangan.

“Dan apa itu hadiah rahasia?” tanya Ryan bingung.

“Yang itu tidak usah dipikirkan, anggap saja hadiah tambahan.” Profesor Marius menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Sejujurnya, Ryan sangat ingin sekali ikut acara ini. Tapi, ia merasa belum cukup ahli dalam memanipulasi eter. Semakin lama dipikirkan, Ryan semakin tahu bahwa jalan yang ia lalui masihlah jauh ke depan.

“Aku bisa mengajarimu di luar jam pelajaran, bagaimana? Kepala Akademi setidaknya meminta satu perwakilan dari tahun pertama, dan aku memilihmu. Di mataku, kau adalah yang paling cocok untuk ikut acara ini. Jika kau menolak aku akan mencari penggantimu.” Penawaran terakhir Profesor Marius ke Ryan.

‘Sepertinya ini bukan permintaan murid langsung, dan acara itu menarik perhatianku juga. Kenapa tidak kucoba saja? Toh, ikut acara itu juga bisa menambah pengalamanku, aku tidak rugi sama sekali.’

“Tidak, aku akan mengikuti acara itu, Profesor. Mohon bantuannya untuk mengajariku,” jawab Ryan, menerima tawaran Profesor Marius.

Profesor Marius lalu membalas dengan senyuman hangat di wajah. “Tentu, jangan sungkan untuk bertanya apapun kepadaku! Karena kau sudah setuju, kau bisa pergi sekarang. Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu.”

“Tidak apa, Profesor. Kalau begitu aku izin kembali ke asrama.”

“Tentu.”

Ryan lalu keluar ruangan Profesor Marius, kembali ke kamar asramanya.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang