Bab 69 - Membuat Pisau (3)

10 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 69

Hari kedua—Selasa—pertemuan ketiga.

Hari baru, semangat baru. Itu adalah kata-kata yang selalu diucapkan oleh kebanyakan siswa agar tidak mudah menyerah. Tapi, kondisi mereka sekarang sangat berbanding terbalik dengan apa yang mereka ucapkan.

Karena kemarin mereka terlalu bersemangat saat menempa, tubuh mereka masih terkejut dan masih dalam masa pemulihan. Kebanyakan siswa pada hari ini tidak melanjutkan menempa karena tubuh mereka terlalu pegal.

Ada sebuah kasus lain, ada seorang siswa yang memaksakan untuk menempa meski kondisi tubuhnya sedang tidak baik-baik saja. Alhasil, ia sekarang dibawa ke ruang UKS karena mengalami cedera tangan.

‘Menyerah sebentar adalah pilihan yang tepat,’ ucap hampir seluruh siswa dalam hati mereka.

Dan ada juga kasus khusus, seorang siswa yang dari kemarin terlihat tidak mengalami cedera atau kelelahan yang signifkan. Pada hari ini, ia tetap terlihat sehat dan bugar seperti kemarin. Siswa itu tidak lain dan tidak bukan adalah Matt.

Ia masih melanjutkan menempa pisau dengan ritme yang teratur. Sesekali, ia memasukkan besi tempa ke tungku perapian yang kemudian ia taruh di sebuah tangki quench. Ia lalu lanjut untuk menempa dengan ritme yang sama—tepat dan presisi.

Siswa lain yang melihat betapa fokusnya Matt dalam mengerjakan pisau yang ia buat, tidak bisa menahan kekaguman mereka.

Melihat apa yang dilakukan Matt, kebanyakan siswa setuju bahwa dia akan selesai membuat pisau kurang dari satu minggu yang diberikan. Mungkin itu akan selesai dalam tiga hari? Atau dua hari lagi? Tidak ada yang tahu hingga hari itu tiba.

* * *

Sama seperti di hari selasa, pada hari rabu ini tidak terlalu banyak kemajuan seperti pada hari senin, ketika pada siswa memiliki semangat yang menggebu-gebu.

Kebanyakan hal yang mereka lakukan pada hari ini hanya mengecek kembali desain mereka dan juga melihat ke hasil belum jadi dari besi tempa mereka.

Dengan tangan yang masih kaku dan pegal, mereka takut untuk mencederai tubuh mereka seperti salah seorang siswa kemarin.

Melanjutkan pekerjaannya, Matt adalah kasus khusus. Ia memiliki progres stabil dari hari pertama hingga hari ini. Sekarang, ia sudah selesai membuat bilah pisau, menyisakan gagang pedang yang belum ia buat.

Berbeda dengan Ryan, Matt memilih menggunakan Gradient Wood, sebuah kayu yang memiliki warna yang berwarna-warni layaknya pelangi di langit.

Kayu itu memilki warna yang sangat indah dan beragam. Tetapi, keunggulan terbesar dari kayu ini adalah memiliki bobot yang sangat ringan dan juga cukup kokoh dengan tekstur yang sangat lembut. Kayu ini sangat pas dengan bahan yang dimiliki oleh Matt—Redmetal.

Karena kayu yang sangat pas dengan kebutuhan Matt, ia tidak perlu lagi untuk melapisi kayu itu dengan sebuah kain atau kulit.

Setelah memikirkan dengan matang, ia lalu memotong kayu yang ada dan mengukurnya agar sesuai dengan bilah pisau yang baru saja ia selesaikan.

Ia lalu mengamplas kayu yang sudah ia potong agar menjadi lebih tipis dan mudah untuk digenggam. Kemudian, ia mengambil penjepit kayu dan juga lem.

“Ini cukup melelahkan, aku akan istirahat terlebih dahulu dan melihat progres yang lain.” Matt lalu menoleh ke arah belakang.

Nyamm! Nyamm! Slurrpp!

Ia mendapati banyak orang di belakang sedang duduk sambil makan dan minum.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Matt bingung.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang