Bab 19 - Akhir pekan

33 2 0
                                    

New World: Memoria - Bab 19

Beberapa hari sebelumnya.

Waktu setelah pelajaran Herbs and Poison selesai.

“Kau kenapa kau disini?” tanya Profesor Amira meminta penjelasan kepada lawan bicaranya.

“Kenapa? Apa aku tidak boleh jalan-jalan?”

“Hentikan omong kosongmu itu! Jawab pertanyaan ku, kenapa kau disini?” Profesor Amira menunjukkan permusuhan kepada lawan bicaranya. Ia menggenggam tangannya dengan erat dan menggertakkan giginya dengan sangat keras. Dibalik topi besarnya itu, kemarahan yang dapat menyulut api terlihat di matanya.

“Selalu menyayangi siswanya seperti anak sendiri, kau tidak pernah berubah sama sekali, Amira.” kata orang bertudung seakan akrab sekali dengan Profesor Amira.

“Cepat katakan apa maksud mu melepaskan ‘itu’, Profesor Olivia!”

“Haishh … tidak perlu semarah itu. Aku hanya melakukan sebuah tes kecil” kata Profesor Olivia menganggap situasi yang terjadi dengan enteng.

“Kau baru saja membahayakan nyawa 5 siswa yang membawa harapan dan impian mereka masing-masing!”

“Tapi mereka tidak mati kan?” mendengar jawaban santai Profesor Olivia, Profesor Amira tidak bisa berkata-kata banyak.

“Hah … dasar para Transcendence. Pemikiran kalian selalu santai sekali.”

“Kalau kau tahu begitu, jangan katakan kepada kepala akademi, ya! Aku bisa kena masalah kalau dilaporkan, hehe.”

“Aku ingin bertanya untuk yang terakhir kali, mengapa?”

“Karena ada 1 anak yang menarik perhatianku, dan keempat lainnya hanya terseret karena satu kelompok dengan dia. Itu saja, tidak lebih tidak kurang.” kata Profesor Olivia menggelengkan kepalanya dan memasang ekspresi yang mengatakan ‘mau bagaiamana lagi’.

“Dan siapa anak itu?” mendengar pertanyaan itu Profesor Olivia tak bisa menahan senyuman di wajahnya.

“Ryan Arden.”

* * *

Akhir pekan, hari sabtu.

Etherea membebaskan siswanya untuk keluar akademi dengan syarat tidak membuat kegaduhan di area luar. Jika mereka terlihat dan terlibat akan dikenakan sanksi yang cukup berat.

Hari libur setelah belajar seminggu dan Ryan tidak tahu ingin pergi kemana. Dia menghabiskan waktunya membaca novel yang ia beli sebelumnya di Elega. Jika ia sudah bosan ketika membaca novelnya, ia akan pergi tidur tidak peduli meski hari masih pagi, siang ataupun malam.

Ketika sudah merancang rencana bermalas-malasan yang sempurna, sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepada Ryan. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Ryan.
Ketika Ryan membuka pintu, ia melihat Matt sudah bersiap dengan baju kasual tetapi tetap memberi kesan elegan.

Matt mengajak Ryan untuk pergi bersama ke pusat kuliner, tetapi Ryan menolak keras karena ingin bermalas-malasan di kamarnya. Matt yang mendengar itu kemudian pergi sendiri dengan raut muka sedih seperti seekor anjing yang telah dimarahi oleh majikannya.

Saat ingin melanjutkan rencananya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk, bukan dari pintu tetapi melalui jendela. Ia melihat Nix sedang menunggu di jendela kamarnya sambil membawa gulungan dari master. Setelah membuka jendela, Nix langsung melempar gulungan itu ke wajah Ryan dan pergi dengan sangat cepat hingga membuat suara menggelegar ketika ia pergi.

<Halo Ryan, sepertinya sudah 1 Minggu aku tidak mengirimkanmu sebuah surat.
Jadi … bagaimana? Apakah menyenangkan belajar di Etherea selama 1 Minggu? Aku harap jawabanmu adalah ya. Kalau jawabanmu ya, aku turut senang mendengarnya.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang