Bab 52 - Musuem

19 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 52

El mengajak Ryan berjalan-jalan ke sekitar pinggiran ibu kota. Banyak tempat baru yang bisa dilihat oleh Ryan. Dengan mata berkilau ia melihat sekeliling dengan antusias sambil bertanya beberapa hal ke El.

El yang ditanyakan berbagai pertanyaan oleh Ryan menjawab dengan wajah tersenyum. Ia menunjuk-nunjuk berbagai arah sambil menjelaskan berbagai hal, dan Ryan mendengar dengan seksama.

Seakan berjalan ke suatu tempat, Ryan lalu bertanya ke El.

“Jadi … kemana kau akan membawaku?”

Mengangkat salah satu  jari telunjuknya setara bahu, ia menjawab dengan antusias, “Kita akan pergi ke museum!”

Ryan bingung dan memiringkan kepalanya. “Museum?”

“Benar museum, kita akan pergi ke museum Chronus Empire. Di sana ada beberapa hal menarik, aku jamin kau tidak akan menyesal.” 

Mengangguk kecil, Ryan lalu mengikuti El yang mempercepat langkahnya.

Karena terlalu asyik sendiri, El berjalan dengan sangat cepat tidak memperhatikan jarak antara dia dan Ryan yang semakin lebar. Ryan mencoba untuk memperpendek jarak dengan berjalan lebih cepat.

Seperti sebuah cahaya dan bayangan yang selalu ada berdampingan, Ryan mengikuti El layaknya sebuah bayangan yang selalu ada di samping cahaya.

Tidak terasa waktu tempuh untuk ke museum lebih cepat dari perkiraan Ryan, ia pikir karena dia berjalan dengan sangat cepat.

Dengan satu tangan terbuka mengarah ke pintu museum, El lalu berkata, “Tada, kita sudah sampai di museumnya, ternyata lebih cepat dari dugaanku.”

Saat Ryan melihat bangunan museum itu, banguan tersebut terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan ekspektasi yang ada di kepalanya.

“Terlihat lebih kecil dari bayanganku ….”

“Hei, jangan menghina peninggalan masa lalu, meski tempatnya kecil tapi isi di dalamnya sangat bermakna untuk masa kini!” seru El menolak pernyataan Ryan.

Merasakan penolakan yang kuat, Ryan meminta maaf dengan tulus.

“Maafkan aku jika itu membuatmu tersinggung, hanya saja ekspektasiku sepertinya terlalu tinggi.”

“Yah, aku paham dengan situasimu, tempat ini memang terlihat sangat sederhana jika dibandingkan dengan apa yang kau lihat sebelumnya. Lebih baik langsung melihat saja daripada berdiam diri di sini!” ajak El ke arah Ryan.

“Tentu, jika kau merekomendasikannya aku akan menurut saja,” jawab Ryan setuju dengan ajakan El.

Saat memasuki museum Ryan sangat terkejut dengan isi dari museum itu. Sebuah museum dengan peninggalan berbagai senjata dan peralatan yang sangat beragam.

Tertata rapi di dalam kotak kaca, berbagai jenis senjata dengan berbagai ukuran, terpampang dengan jelas di mata Ryan.

Dengan mata bersinar, Ryan berjalan ke sana ke mari layaknya seorang anak kecil. El hanya tersenyum kecil dan menutup mulutnya dengan tangan saat melihat tingkah Ryan yang seperti anak kecil.

“Jadi bagaimana? Sudah ku bilang untuk jangan melihat buku dari sampulnya.”

“Aku mengakui kesalahanku dan tidak akan menanyakan keputusanmu,” jawab Ryan masih antusias dengan berbagai barang yang ada di musuem.

Karena Ryan yang sering berganti tempat dari ujung ke ujung, El lalu berjalan menghampirinya.

“Daripada kau berjalan dengan tidak beraturan, bagaimana kalau kutunjukkan senjata yang menarik?”

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang