Bab 66 - Membuat Pisau

11 2 0
                                    

New World: Memoria - Bab 66

Production Class. Hampir setengah semester hanya mempelajari teori-teori yang ada di buku. Dan sekarang, adalah saat di mana para siswa mengaplikasikan teori yang mereka pelajari dari buku untuk menciptakan sebuah senjata-sebilah pisau-sederhana.

Karena minggu ini, waktu Production class yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain-yang terlama. Maka, pelajaran ini akan difokuskan agar siswa dapat membentuk sebuah bilah sederhana. Menempa membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi, Production Class akan melanjutkan membuat bilah selama enam kali pertemuan.

Pada pertemuan hari ini-pertama-para siswa diminta untuk mendesain dan memilih bahan apa yang akan mereka gunakan untuk membentuk pisau sesuai kreasi mereka.

Sesuai dengan rapat mendadak yang dilakukan oleh Kepala Akademi. Pada pertemuan kedua hingga terakhir, akan dilanjutkan satu pekan penuh pada pekan depan.

Sebelum memulai membuat dan mendesain, Profesor Hjuldan memberitahu seluruh kelas tentang beberapa hal.

"Ahem. Sepertinya kalian belum mendengar pengumuman yang diberi secara tiba-tiba. Tapi untuk satu pekan ke depan. Production Class akan dilaksanakan satu pekan penuh. Ini suatu kebanggaan untukku. Tapi, karena aku hanya satu orang, aku meminta bantuan beberapa orang untuk mengawasi seluruh kelas. Jadi, untuk pekan depan, kalian akan diawasi oleh wali kelas kalian. Tentu saja, aku akan beberapa kali mampir ke kelas untuk mengecek pekerjaan kalian."

Profesor Hjuldan lalu mengeluarkan lembaran kertas dari tasnya. Kertas-kertas itu digulung menjadi gulungan dengan ukuran sedang yang lalu ditumpuk untuk menunjukkan jumlah kertas yang sangat banyak. Kertas tadi terdiri dari warna biru dan putih, masing-masing memiliki jumlah yang sama.

"Baiklah, anak-anak. Aku akan memanggil kalian satu persatu untuk memberikan kertas-kertas ini."

Seperti kata Profesor Hjuldan, setiap siswa mendapat dua kertas biru dan putih. Tidak bisa menahan rasa penasaran, mereka ingin membuka gulungan kertas itu, dan melihat isi yang ada di dalam. Ketika mereka membuka gulungan kertas tadi, tidak ada apa-apa di dalam sana.

Kosong. Bersih. Tanpa coretan. Tidak bergambar. Itu adalah asumsi awal yang ada di kepala para siswa kelas 1A. Ekspektasi mereka akan ada sebuah gambar senjata yang akan mereka bentuk. Tetapi seakan Profesor Hjuldan menginjak-injak harapan mereka, tidak ada sesuatu selain kertas bersih tanpa coretan.

"Profesor, kenapa tidak ada apapun di sini?" tanya salah satu siswa.

"Karena memang tidak ada. Kalian sendiri yang akan mendesain senjata yang akan kalian tempa. Dan senjata yang akan kalian tempa adalah sebilah pisau. Pada pertemuan kali ini, kalian akan mendesain, sekaligus memilih bahan untuk pisau kalian. Selamat beraktifitas, anak-anak, hohohoho."

Profesor Hjuldan lalu melambaikan tangan dan pergi dari kelas.

Suasana menjadi ricuh untuk sementara waktu, tetapi kemudian mulai mereda karena para siswa mulai memikirkan desain pisau yang akan mereka buat.

Ryan, melihat ke arah kertas kosong yang sudah ia bentangkan di meja.

'Pasti ada sesuatu mengapa kita semua diminta untuk membentuk sebilah pisau. Apa itu karena tes selanjutnya?'

Terlalu lama dipikirannya, Ryan tidak sadar ada seseorang yang bertanya-Matt.

"Hei, Ryan, pisau apa yang akan kau buat? Aku terpikirkan untuk membuat pisau kukri."

"Ah, aku masih belum terpikirkan ... mungkin aku ingin membuat pisau daging?"

Tidak percaya apa yang ia dengar, Matt lalu bertanya ke orang lain.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang