Bab 72 - Tes Bertahan Hidup di Pulau (3)

14 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 72

Kembali ke tengah pulau bukanlah hal yang mudah. Setidaknya aku sudah dikejar hingga tiga kali oleh orang-orang dan harus kabur dari kejaran mereka tanpa berjalan memutar.

Tiga hari tiga malam, tes ini tidak mungkin berakhir selama itu. Setiap detik; setiap menit; setiap jam di pulau ini sangatlah berharga. Dan sekarang, ‘mereka’ sudah mulai bergerak. Akan susah untukku menangkap mereka sebelum dipindahkan.

Perlahan tapi pasti, aku melewati medan hutan dengan menaiki pohon-pohon dan melompatinya. Aku merasa seperti seorang assassin yang menerima suatu misi.

Twiinggg!

[Siswa tersisa: 670/800]

“Baru sekitar 10 menit dari sebelumnya, ini terlalu cepat!” Aku lalu berencana meningkatkan kecepatanku.

Ketika sedang melompat untuk bertumpu ke pohon selanjutnya. Tiba-tiba, aku ada sebuah Eter dengan kecepatan tinggi mengarah kepadaku.

Braakkk!

Aku berhasil menghindari itu, tetapi dengan harga harus terjatuh dari pohon. Untunglah aku terjatuh di semak-semak sehingga tidak terlalu mengalami luka besar. Goresan kecil bukanlah masalah untukku.

Melihat sekeliling ke berbagai arah untuk mencari dari arah mana aku diserang. Ini sedikit menyusahkan karena dia hanya menyerang sekali saja.

Orang-orang mungkin akan berkata, “Siapa kau? Tunjukkan dirimu!” tapi itu hanyalah hal bodoh. Tidak mungkin orang yang menyerang secara diam-diam akan menunjukkan diri mereka karena provokasi murahan seperti itu. Tapi entah kenapa aku merasa itu akan berhasil, jika tidak dicoba belum tentu tidak berhasil, kan?

“Siapa kau? Tunjukkan dirimu!” ucapku dengan lantang.

Setelah berkata seperti itu, ada seseorang yang menampakkan dirinya.

‘Hah? Dia benar-benar menunjukkan dirinya …?’

Setelah menampakkan diri, aku mengetahui ia siapa. Seseorang yang satu kelas denganku, tetapi aku sendiri tidak terlalu dekat dengannya. Ia adalah Lena van Cornell.

“Maaf, Ryan, aku tidak sengaja. Aku mendengar suara dan langsung menyerang karena panik.” Ia lalu menghampiriku dan meminta maaf.

Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi entah kenapa, ada suatu perasaan yang mengatakan dia adalah seseorang yang berbahaya.

Menghakimi seseorang tanpa ada bukti bukanlah sesuatu yang baik, jika ia memiliki suatu rencana, aku akan menyaksikannya langsung dengan mataku.

Ia terlihat seperti seseorang yang pendiam, tetapi orang yang jarang berbicara adalah orang yang lebih berbahaya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Aku tidak tahu pasti.

“Ahahaha. Tidak apa. Ini adalah tes, tidak ada yang salah atau benar dalam tindakan kita.” Aku berkata begitu untuk membuatnya tenang.

Aku berencana untuk melihat apakah dia termasuk bagian dari ‘mereka’ atau tidak. Yang sangat diwaspadai sekarang adalah mereka yang berasal dari kelas yang sama denganku, 1A.

Perasaan hawa membunuh yang kurasakan begitu jelas hingga tubuhku menghapal pancaran dari hawa membunuh itu. Jika Lena memancarkan sesuatu yang mirip seperti itu, aku langsung mengkonfirmasi dia adalah salah satu dari ‘mereka’.

Aku tidak tahu apa yang dijanjikan ‘mereka’ hingga membuat seseorang mengikuti rencana dan menjadi pion dari ‘mereka’. Tapi, aku tidak akan mengampuni mereka karena menyeret orang lain yang tidak bersalah ke dalam masalah yang membahayakan nyawa.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang