Bab 73 - Tes Bertahan Hidup di Pulau (4)

12 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 73

Pertempuran pasti akan terjadi. Cepat atau lambat, aku sudah mengantisipasi bertarung melawan siswa yang bersekongkol dengan 'mereka'. Tapi, aku tidak tahu akan secepat ini.

Srakkk!

Aku memotong serangan-serangan yang menuju ke arahku. Lena sama sekali tidak memberiku ruang untuk melakukan serangan dan hanya bisa bertahan saja.

Pada situasi ini, ia lebih diuntungkan daripada aku. Sebagai seorang spiritmaster, dia memiliki serangan yang banyak sekali variasinya. Sebagai contoh: dia bisa mengkombinasikan menggunakan api dan angin untuk menciptakan tornado api.

Melawan seseorang dengan tipe seperti itu memang sedikit menyulitkan. Tapi bukan berarti mustahil. Ia setidaknya memiliki celah ketika akan merapal serangan. Hal semacam itu adalah kelemahan terbesar dari seseorang dengan tipe caster.

Swiinggg! Wiishhh!

Memotong serangan dari Lena layaknya sebuah mentega, aku dengan cepat membuat sebuah pisau dari Eter yang dipadatkan. Kemudian kulemparkan ke arahnya ketika ia mencoba untuk merapal serangan.

Sraaattt!

Pisau itu menggores lengan Lena, membuatnya menghentikan rapalannya.

Dengan kesempatan yang terlihat, aku langsung menerjang ke arah dia.

Bwooshhh!

Mata Lena menyala dengan warna gelap. Sebuah aura gelap yang mencekam memancar dari tubuhnya. Aura-aura itu membuat bulu kudukku naik karena merinding.

Aku mengurungkan niatku untuk menyerang dan memilih untuk mundur.

Ketika menemukan variabel tidak terduga, alangkah baiknya untuk selalu waspada dan melihat situasi dalam kaca objektif.

Lena, dengan mata gelap yang bersinar lalu menoleh ke arahku. Dalam sekejap, ia menyerangku dengan sebuah semburan Eter berwarna hitam pekat.

Bruushhh!

Itu adalah serangan yang sebaiknya dihindari dan tidak boleh diterima secara langsung. Aku tidak tahu kenapa, tetapi instingku berkata itu berbahaya.

Untuk saat ini, menenangkannya terlebih dahulu adalah pilihan paling benar.

Aku lalu membuat pisau dari Eter sejumlah empat, dan kulemparkan ke arah Lena.

<Ryan Original: Knife Bomb>

Duaarrr! Brumm! Bduaarrr!

Aku tidak berencana melempar langsung ke arah Lena, yang kutuju adalah tanah di sekitarnya.

Ledakan itu membuat tempat menjadi berdebu dan menutupi pandangan kami berdua.

<Burning Memory: 2-Seconds Amplification Extension>

Swiinggg!

Satu tebasan dari satu kesempatan yang diberikan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Namun, kesempatan itu sepertinya telah sirna.

Ketika debu-debu dari tanah yang meledak sudah menghilang, tampak sebuah kubah berwarna hitam pekat sedang mengelilingi Lena. Aku tidak bisa melihatnya, tetapi aku tahu bahwa dia ada di dalam sana.

Swrutttt!

Kubah itu menghilang, dan kemudian ia kembali menyerangku dengan membabi-buta.

Tap-tap.

Menghindari dari satu serangan saja sudah menyusahkan. Dan sekarang, aku harus menghindar dari lima serangan? Yang benar saja!

<Burning Memory: 10-Seconds Amplification>

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang