Bab 59 - Kekacauan di Ibu Kota (3)

12 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 59

Satu di antara seribu kasus. Hanya pada kejadian ini, intuisi dari pria bertopeng memberitahunya bahwa pemuda yang ada di bawah adalah seseorang yang berbahaya.

Tidak gentar dan lebih bersemangat, pria bertopeng ingin mengerahkan seluruh kemampuannya. Bahkan, mengorbankan nyawanya hanya untuk mengalahkan pemuda itu.

Mengurungkan niat, ia sadar, misi yang diberi oleh atasannya mengatakan untuk membuat kekacauan yang sangat buruk hingga membuat kepanikan masal. Oleh karena itu, ia memilih untuk membuat kekacauan di ibu kota.

‘Apa aku lebih baik kabur, ya?’

Melihat ke arah langit, pria bertopeng lalu mendecakkan lidahnya.

‘Tidak, ada sebuah pelindung yang membuatku tidak bisa keluar dari area ini. Mau tidak mau aku harus berurusan dengan pemuda itu ….’

Sebuah pelindung yang tidak jelas dari mana asalnya, tapi pria bertopeng seakan tahu siapa yang memasang pelindung itu.

‘Pada akhirnya, aku hanyalah bidak catur yang bisa dibuang ….’

Ryan menoleh ke suatu tempat yang cukup tinggi, beberapa pohon yang menjulang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Ia melihat sesosok makhluk yang berada di salah satu ranting kemudian menghilang dengan sekejap.

Merasakan area sekitar dengan kemampuannya, ia bisa tahu bahwa orang itu berpindah dengan pola yang tidak beraturan. Tidak bisa menebak arah pria bertopeng berpindah, Ryan mau tidak mau harus terus menggunakan kemampuannya.

Merasa pusing, pemuda berambut hitam lalu memeriksa salah satu lubang hidungnya. Tetesan darah bercucuran keluar; dengan panik, Ryan lalu mengusap darah itu dengan lengannya.

“Semakin lama, pertempuran ini berlangsung. Aku yang tidak diuntungkan … aku harus menyelesaikan pertempuran ini secepatnya.”

Saat hendak berlari ke arah lokasi pria bertopeng, tiba-tiba sebuah gumpalan yang sama dengan yang membuat pria bertopeng berpindah tempat mendekati Ryan.

Banyak tanah yang berubah menjadi gumpalan tiba-tiba mengeluarkan berbagai macam senjata tajam. Mulai dari senjata seperti pisau hingga sebuah tombak yang sangat panjang.

Dalam pertempuran hidup dan mati, informasi sangatlah dibutuhkan. Bahkan informasi sekecil apapun adalah sebuah faktor tertinggi penentu kemenangan.

Orang yang mengetahui kelemahan musuhnya adalah yang menang. Ryan kalah satu langkah mengetahui kelemahan pria bertopeng. Sedangkan pria bertopeng sudah cukup paham dengan inti dari kemampuan Ryan.

Terburu-buru, Ryan menancapkan pedangnya ke tanah dan membuat tanah bergetar hebat. Gumpalan-gumpalan itu kemudian terbang dan ditebas Ryan dengan satu kali serang. Salah satu gumpalan dijadikan tumpuan untuk mendorong dia maju ke atas.

Ryan lalu melompat dari satu pohon ke pohon lain, mencari keberadaan pria bertopeng.

Seakan dikejar oleh waktu, ia tidak bisa berpikir dengan jernih dan merasa gelisah. Takut jika konsekuensi dari menggunakan kemampuannya secara berlebih muncul saat ia sedang bertarung. Secara singkat, Ryan takut merasakan kematian.

Dengan dipenuhi perasaan gelisah, Ryan akhirnya menemukan pria bertopeng dan langsung menerjang dan melakukan serangan.

<Strike>

Duuuarrrrrr!

Serangan Ryan berhasil ditangkis oleh pria bertopeng, tetapi serangan itu membelah sebuah pohon di belakang menjadi dua bagian secara diagonal.

‘Apa-apaan kekuatan penghancur itu? Pasti harga yang dibayar cukup tinggi. Melihat dia yang panik, pasti ada batas waktu untuk menggunakan kemampuan seperti itu lagi.’

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang