Bab 42 - Tes peringkat (4)

22 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 42

Satu hari sebelum ujian penyesuain peringkat.

Kediaman Blitz Palace.

"Anakku, kau harus menjadi nomor satu!" ucap sang kepala keluarga.

"Baik, Ayah." jawab Arthur yakin dengan kemampuannya.

"Aku tidak menerima hasil apapun selain nomor satu, jika kau tidak bisa mendapatkannya, ambil yang seharusnya menjadi milikmu!" seru kepala keluarga dengan dingin.

Saat tes penyesuaian peringkat.

Bwuuushhhhh! Bruk!

Arthur terlempar dari arena dengan persentase rompi 0%.

"Ughh," rintih Arthur setelah terkena serangan.

[Pemenangnya adalah Lena van Cornell, peserta yang terluka bisa pergi ke ruang UKS]

Ruang UKS.

Arthur terdiam di kasurnya, memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. Merasa telah mengecewakan perintah dari Ayahnya, sang kepala keluarga. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah merebut posisi nomor satu dari orang yang mendapatkannya nanti.

Arthur membulatkan tekad dan berlatih dengan sangat keras, hari yang cerah berubah menjadi gelap, dan berputar-putar terus menerus sampai waktunya tiba. Ia mencoba memprovokasi si nomor satu dengan harapan membuatnya sedikit lengah, tapi yang tidak ia tahu, dia justru sedang menantang seekor singa yang sedang tertidur.

Kemampuan terkuatnya sudah ia keluarkan, tapi si nomor satu itu merasa tidak terintimidasi dan justru malah takjub dengan kemampuannya itu. Setiap kata yang keluar dari mulut si nomor satu itu membuat Arthur terkobar dalam amarah yang membara. Seakan dibutakan oleh amarah, ia tidak bisa berpikir jernih, ia serasa sudah dipermainkan dari awal pertandingan.

Dimulai dari membawa pedang kayu, hingga hanya menggunakan teknik dasar, membuat harga diri Arthur serasa diinjak-injak. Para penonton yang mendengar provokasi itu justru malah senang dan seakan menertawakan dirinya.

Satu kesempatan, tolong berikan aku satu kesempatan saja, hanya itulah yang ada di pikirannya. Jika ia bisa mendapat satu kesempatan saja, ia bisa menyelesaikan pertandingan memalukan ini, sekaligus menginjak-injak harga diri si nomor satu itu.

Tapi seakan itu tak pernah datang, ia sekarang hanya dikejar waktu sampai staminanya habis karena mempertahankan kemampuan terkuatnya yang termasuk kemampuan tingkat tinggi. Terburu-buru karena sudah dikejar waktu, ia terkena provokasi murahan si nomor satu dan menyerangnya.

Orang itu menyeringai, menghindari semua serangan naga petir yang berukuran besar. Melihat sebuah tembok yang tidak bisa ia hadapi, Arthur termenung diam di tempatnya.

'Apa ... apa aku bisa mengalahkan monster ini? Dia mendapat peringkat satu bukan karena alasan. Tapi, perintah kepala keluarga adalah mutlak, meski aku kalah, setidaknya aku sudah berjuang," pikirnya.

Kwaaaaa! Grrrr!

Swiiiiinnngggggggg!

<10x Consecutive Strike>

Semua serangan dasar mengenai naga petir itu, bagian leher, kaki, sayap, hingga wajahnya. Naga itu meraung kesakitan seakan memiliki kesadaran dan reseptor rasa sakit.

Mengaum!

Naga itu mengangkat tangannya dan menjatuhkan tangannya dengan keras, berharap serangannya bisa mengenai pemuda berambut hitam itu.

Pemuda itu tidak menghindar, justru menghadapinya langsung dan menyerang balik naga itu.

<Counter>

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang