Bab 63 - Rencana dan Keraguan

11 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 63

Kedua pria itu menoleh ke arah Ryan dengan ekspresi yang seakan tidak percaya.

"Ryan, sepertinya kau tidak tahu situasi apa yang sedang terjadi." Kepala Akademi menolak pendapat Ryan bahkan sebelum pemuda itu bisa mengemukakan pendapatnya.

Di sisi lain, Ludwig tampak tertarik dengan apa yang ingin dikatakan oleh Ryan.

"Dengarkan dulu dia, Alex, tampaknya dia punya rencana yang menarik."

Ryan lalu mulai mengemukakan pendapatnya dengan lantang.

"Aku terpikir rencana ini saat aku merasakan aura membunuh yang samar-samar saat pelajaran tadi pagi. Mungkin karena efek dari pertarungan di ibu kota atau memang ada salah satu siswa di kelasku yang menjadi antek mereka? Tapi jika kemungkinannya benar seperti itu, salah satu siswa dibantu oleh 'mereka' sedang merencanakan sesuatu di balik layar."

Brakkk!

Kepala Akademi menyela pendapat Ryan dengan memukul mejanya.

"Dan kenapa kau bisa yakin jika salah satu siswa itu menjadi antek dari 'mereka'? Seperti yang kau katakan, itu hanyalah hipotesis belaka karena efek dari pertempuran di ibu kota. Aku tidak bisa membuat keputusan gegabah dari rencana setengah matangmu itu." Kepala Akademi menolak keras ide Ryan.

"Memang benar hipotesisku terlihat tidak berdasar dan berbobot. Tapi, jika itu benar, pertanyaan yang muncul adalah kenapa harus siswa tahun pertama? Seperti yang Anda bilang saat aku menang pada tes peringkat, siswa tahun pertama akan mengadakan ujian bertahan hidup di pulau yang akan ditentukan. Dan sepertinya antek dari 'mereka' akan melakukan sesuatu di pulau itu"

"Meski kau mengatakan itu, aku masih tidak paham apa yang kau maksud ...."

"Jika memang benar tujuan 'mereka' adalah tes di pulau, artinya informasi yang Anda berikan sudah bocor ke tangan 'mereka'. Apa Anda memberikan informasi ini ke orang lain selain aku?"

"Hmm, jika menurutmu hipotesismu, memang benar aku memberikan informasi ini ke para profesor saat rapat sebelumnya. Tapi, aku tidak memberikan lokasi yang jelas karena aku belum menentukan pulau mana yang akan dijadikan tes. Apa menurutmu ada pengkhianat di antara para profesor?" tanya Kepala Akademi, tidak percaya dengan Ryan.

"Sempurna kalau begitu, Kepala Akademi. Rencanaku adalah memberikan lokasi pulau yang berbeda-beda ke setiap Profesor. Aku akan mengurus siswa yang bekerja sama dengan mereka, dan Anda bisa mengurus profesor yang dianggap pengkhianat, bagaimana?"

Pendapat Ryan yang mulai terlihat masuk akal membuat Kepala Akademi mulai ragu dan bimbang dengan keputusannya.

"Itu sedikit berisiko, rencana setengah matangmu itu, sedikit ...."

Ludwig lalu menyela perdebatan mereka berdua.

"Kenapa tidak kita coba saja? Aku akan mengirimkan penjaga di berbagai daerah pulau untuk menyamar jika saja ada sesuatu yang tidak sesuai rencana. Aku akan menanggung semua kesalahan yang ada jika terjadi sesuatu." Ludwig setuju dengan pendapat Ryan dan memberikan dukungan penuh ke arah pemuda itu.

'Apa yang dipikirkan oleh Ludwig? Dia pasti datang ke sini sebagai perwakilan dan membawa pesan dari Yang Mulia. Apa Yang Mulia menginginkan ini? Sebagai Kepala Akademi aku tidak bisa melakukan rencana yang dapat membahayakan siswaku. Tapi, sebagai warga kekaisaran; perintah Yang Mulia adalah mutlak.

"Hah ... baiklah, rencana itu sepertinya akan kita gunakan untuk menangkap salah satu antek mereka."

Dengan berat hati, Kepala Akademi mau tidak mau menerima rencana yang menurutnya setengah matang karena Ludwig menyetujui rencana Ryan.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang