Bab 37 - Ujian Tengah Semester (2)

21 2 0
                                    

New World: Memoria - Bab 37

Di salah satu restoran makanan cepat saji.

“Jadi … apa kalian sudah siap untuk ujian minggu depan?” tanya Ryan sembari mengerjakan latihan soal yang diberi oleh Gray.

“Kalau boleh jujur, aku tidak terlalu paham teori pelajaran jurusan. Keluargaku tidak mengajarkannya padaku. Apa kalian juga sama?” tanya Clara.

Yang lain mengangguk dengan pelan.

Mereka berlima sedikit berbincang hal lain untuk mencairkan suasana yang menegangkan karena membahas soal ujian. Saat berbincang-bincang pesanan mereka akhirnya datang.

“Daripada membahas pelajaran, lebih baik kita makan dulu!” Matt mengambil sendok dan saus untuk makanannya.

“Kau itu terlalu santai! Ujian ini mempengaruhi peringkat kita!” teriak Alicia.

Mereka berdua kemudian bertengkar hebat, sedangkan yang lain memakan makanan mereka dengan canggung karena pertengkaran Alicia dan Matt membuat pelanggan lain tidak nyaman.

Kegaduhan yang dihasilkan oleh Matt dan Alicia terdengar sampai manajer restoran cepat saji harus turun tangan. Lalu, mereka ditegur oleh manajer restoran makanan cepat saja itu untuk mengurangi kegaduhan atau mereka diminta untuk keluar dari restoran.

Mereka keluar sambil meminta maaf ke pelanggan lain karena merasa tidak nyaman sudah menganggu mereka. Ryan kemudian menegur Matt dan Alicia yang selalu membuat masalah di manapun mereka berada. Clara dan Tiana yang biasanya diam saja juga setuju dengan Ryan.

Membela diri, Matt dan Alicia saling menunjuk kesalahan satu sama lain menciptakan pertengkaran lainnya. Ryan, Clara, dan Tiana kemudian pergi meninggalkan mereka berdua yang masih bertengkar.

“Apa tidak apa meninggalkan mereka berdua, Ryan?” Clara sedikit khawatir dengan Matt dan Alicia yang ditinggal jauh di belakang mereka.

Ryan tetap melanjutkan langkahnya seakan tidak peduli dengan mereka berdua.

“Tidak usah pikirkan mereka. Mereka seharusnya merefleksikan diri mereka tetapi malah saling menyalahkan!”

“Yah kalau pak bos mengatakan begitu apa boleh buat,” ucap Tiana.

Ryan menghentikan langkah menoleh ke arah Tiana dengan ekspresi terkejut.

“Kau baru saja bilang apa? Pak bos? Kenapa aku dipanggil pak bos?”

“Sepertinya kau tidak sadar yah, pusat lingkaran pertemanan ini ada di kamu, Ryan,” jelas Clara.

Semakin terkejut karena kata-kata Clara. Ryan bingung seribu bahasa. Ia kemudian menutup mulutnya dengan tangan, dan mengeluarkan batuk kecil karena sedikit malu.

Uhuk!

“Tidak terimakasih, pertemanan ini harus setara! Aku ingin bersama kalian sebagai teman, bukan sebagai pemimpin.” Ryan masih sedikit malu karena ucapan Tiana dan Clara.

Tiana dan Clara yang melihat itu sedikit tersenyum tipis.

“Iya-iya, tuan nomor 1. Selanjutnya kita akan kemana?” tanya Tiana.

“Soalnya kemungkinan akan susah, jadi aku ingin mencoba bertanya ke Gray apa dia bisa mengajariku dan kalian juga,” ucap Ryan.

Tiana dan Clara menoleh perlahan ke arah satu sama lain.

“Kau masih berhubungan dengannya? Dia terlihat sangat mencurigakan!”

“Dia orang yang baik kok, hanya saja sedikit tertutup, aku bisa jamin!” ucap Ryan.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang