Bab 36 - Ujian Tengah Semester

22 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 36

Setelah hari pemilihan untuk aktivitas klub. Tibalah waktu untuk ujian tengah semester. Para siswa harus mempersiapkan dengan matang strategi belajar mereka, karena ujian ini juga mempengaruhi keseluruhan peringkat siswa.

Ada yang membuat grup belajar; ada yang belajar di perpustakaan sampai larut malam; ada juga yang berusaha untuk mencurangi ujian tengah semester.

Selain menghadapi ujian tengah semester. Setelah ini, para siswa juga harus melakukan duel peringkat untuk mengukur peringkat dan perkembangan mereka.

Ryan dengan bantuan Gray, sudah belajar dengan keras dan semampunya untuk menghadapi soal ujian yang akan datang. Sedangkan keempat temannya sudah lebih dari siap, karena kebanyakan dari mereka sudah belajar teori dasar dari keluarga mereka masing-masing.

Pekan ujian tengah semester.

Ujian tengah semester dilaksanakan selama 10 hari dalam dua pekan. Pada setiap waktu ujian, perpustakaan selalu mendapatkan pengunjung terbanyaknya. Para siswa berbondong-bondong memasuki perpustakaan dan meminjam buku yang ada, juga belajar di perpustakaan bersama dengan teman mereka.

Pustakawan selalu biasa melihat kejadian seperti ini, karena ia tahu para siswa di Etherea; selain membawa nama baiknya, juga membawa nama baik keluarganya. Jadi, mereka tidak bisa untuk mengecewakan ekspektasi dan harapan yang diberi oleh keluarganya.

* * *

Hari Senin, hari pertama ujian tengah semester.

Saat waktu ujian tengah semester, bangku para siswa diatur sesuai dengan absen mereka. Ryan yang memiliki absen urutan akhir, terpisah dari teman-temannya yang berada di absen awal. Tetapi setidaknya ia tidak sendiri karena ia memiliki absen yang dekat dengan Tiana.

Pada hari pertama, ujian yang dilaksanakan adalah ujian pelajaran non-jurusan. Pelajaran pertama untuk hari ini adalah matematika, dan sejarah.

Ryan duduk di salah satu urutan bangku paling terakhir sedang mengerjakan lembaran ujian sambil mengingat-ingat materi yang sudah dipelajarinya.

Sebuah kombinasi yang buruk untuk ingatan Ryan yang selalu terhapus terus menerus. Tapi, Ryan sudah mempersiapkannya dengan bantuan belajar dari Gray. Selain bantuan dari Gray, ia juga mengingat penjelasan dari Tom tentang asal muasal terbentuknya Etherea, dan sejarah terbentuknya Chronus Empire.

‘Oke, seperti yang sudah dipelajari. Tapi ini cukup sulit, kenapa ujian selalu sulit, kenapa tidak dibuat mudah saja?!’ teriak Ryan dalam hati.

Meskipun mengalami sedikit kesulitan, Ryan bisa mengerjakan keseluruhan soal dengan waktu yang ada. Dengan waktu yang hampir habis, ia lalu mengumpulkan jawabannya dengan percaya diri.

‘Aku ingin kembali ke kamar, mengulas materi kemudian tidur. Ini benar-benar melelahkan,’

Setelah ujian di hari pertama selesai, Ryan kemudian kembali ke kamarnya untuk mengulas materi esok hari.

* * *

Esoknya, hari kedua ujian tengah semester.

Pelajaran untuk hari kedua adalah bahasa, Monstrology, dan Combat and martial lesson.

Monstrology adalah ilmu yang mempelajari kehidupan monster dan bagaimana persebaran mereka di berbagai wilayah. Ini adalah salah satu pelajaran favorit Ryan, dan juga pelajaran non-jurusan yang paling dikuasai Ryan.

Hari ini pelajarannya berjumlah tiga, tetapi waktu yang diberi tetap sama seperti kemarin. Ryan mengerjakan sesuai dengan apa yang ia pahami. Meskipun berjumlah tiga, setidaknya tidak ada pelajaran matematika yang membuat Ryan cukup kewalahan.

‘Soalnya mudah tapi banyak. Kenapa harus tiga pelajaran? Akademi apa ini!’ gerutu Ryan dalam hati saat mengerjakan tiga soal dengan waktu yang sama seperti hari sebelumnya.

‘Untunglah soalnya bisa dipikir dengan logika, aku memang jenius, ahahahah,’ ucap Ryan dalam hati. Ia sudah diambang kegilaan setelah belajar mati-matian kemarin.

Ryan mengerjakan dengan cukup santai. Karena teori yang ada, cukup sejalan dengan jalan pikirannya. Ryan hanya menulis apa yang diminta soal dengan memberi penjelasan dari perspektifnya saja. Memang bukan jawaban yang sempurna, tetapi jawaban yang sudah cukup untuk membuat puas para profesor yang mengajar materi tersebut.

Setelah itu, Ryan kemudian mengumpulkan kertas jawabannya.

Berbeda dengan kemarin, Ryan kali ini pergi ke taman untuk menikmati pemandangan karena lelah dengan ujian yang ada. Dengan banyaknya materi tetapi waktu yang ada, hanya dua pekan saja.

Ryan duduk di salah bangku yang ada di dekatnya. Lalu, ada seseorang lagi yang duduk di sampingnya. Ryan pikir itu adalah Gray. Tetapi, yang di sampingnya adalah seseorang yang pernah ia temui sebelum bertemu dengan keempat temannya, ia adalah Ben.

“Halo, Ben. Lama tak jumpa,” tanya Ryan, menanyakan kabar Ben yang tidak pernah terlihat olehnya.

“Cukup buruk, Etherea terlalu berat bagiku. Jadwalnya sangat padat sekali, aku setiap hari hanya tidur 4 jam saja!” ucap Ben menggerutu.

“Di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan! Jangan menyerah, Ben!” teriak Ryan menyemangati Ben sambil mengepalkan salah satu tangannya ke langit.

“Terimakasih untuk kata-katamu, itu membuatku sedikit lebih baik. Lalu, bagaimana kabarmu? Pasti enak menjadi si nomor 1?”

“Di sini menyenangkan, meskipun banyak rintangan seperti tugas atau ujian yang sulit. Tetapi, aku punya teman-teman yang peduli padaku, itu membuatku sangat senang,” ucap Ryan tersenyum tipis, cahaya fajar menyinari wajahnya.

“Baguslah kalau begitu,” kata Ben, tersenyum juga setelah melihat Ryan tersenyum.

“Pertemuan kita memang singkat. Tapi, aku harap kita bisa berteman lebih dekat di masa yang akan mendatang,” ucap Ben, sudah beranjak pergi dari bangku halaman dan ingin kembali ke gedung asrama.

Ryan yang masih tersenyum di bangku taman, kemudian berkata, “Tentu, dan selamat tinggal, Ben. aku harap dirimu bisa menggapai apa yang ingin kau raih!”

Itu adalah kata-kata tulus dari hatinya untuk
Ekspresi senang tergambarkan di wajah Ryan ketika mengingat momen-momen sederhana seperti sekarang ini. Tapi kini, ia harus kembali belajar untuk persiapan ujian tengah semester.

“Hah, mari belajar untuk ujian tengah semester!” seru Ryan kepada diri sendiri.

Hari ketiga, keempat, dan kelima ujian tengah semester.

Kali ini adalah waktunya pelajaran jurusan. Ryan secara praktek adalah salah satu yang terbaik di antara sebayanya. Tetapi, jika ujiannya berbasis teori, ia berada di bawah rata-rata. Kebanyakan yang dilakukan Ryan ketika pembelajaran adalah menggunakan instuisinya yang sudah ia asah dari dulu. Ketika ia disuruh untuk menjelaskan, Ryan akan kebingungan dan menjawab seakan bercanda, padahal itu adalah jawaban yang akan ia lakukan jika ujiannya berbasis praktek.

Tetapi rintangan itu bisa dilalui Ryan dengan belajar dengan Gray. Ryan menjawab semua soalnya dengan cukup mengesankan.

Ada sesuatu yang membuat heboh saat hari keempat. Ada seseorang yang ketahuan menyontek saat ujian, dan ia adalah Arthur. Saat tertangkap basah, ia seakan pura-pura tidak tahu sambil membuang muka ke kanan dan ke kiri. Pengawas kemudian menyeret dia ke ruang hukuman. Saat diseret keluar, terdengar teriakan meminta tolong yang diteriakkan oleh Arthur. Teriakannya seperti teriakan perempuan yang menjerit ketakutan. Para siswa yang mendengar itu tidak bisa menahan tawanya, dan suasana kelas berubah dari tegang menjadi cukup santai.

Karena peristiwa itu, para siswa yang berniat untuk mencurangi ujian mengurungkan niat mereka. Mereka takut mengalami hal yang dilalui oleh Arthur.

Dengan demikian, ujian untuk pekan ini berakhir di hari Jumat atau hari kelima.

Saat hari Sabtu ataupun Minggu, perpustakaan, kedai makanan, hingga ruang belajar yang ada di gedung Etherea terisi penuh oleh para siswa yang sedang belajar bersama. Di salah satu restoran makanan cepat saji, diperlihatkan kelima orang yang sedang mengerjakan latihan soal sembari menunggu makanan yang mereka pesan jadi.

“Jadi … apa kalian sudah siap untuk ujian minggu depan?” tanya Ryan sembari mengerjakan latihan soal yang diberi oleh Gray.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang