Bab 26 - Misi ke Wilayah Count Gastavl (3)

24 1 0
                                    

New World: Memoria - Bab 26

Para pengambil misi; kita sebut saja tentara bayaran kemudian pergi menuju ke kediaman Count Gastavl dengan melewati kabut yang sangat tebal. Yang tidak meraka tahu, saat mereka mulai memasuki area kabut. Kabut itu ternyata memisahkan mereka semua, membuat mereka berpencar ke berbagai arah.

Ryan yang terkejut saat melihat sekelilingnya berubah menjadi sepi kemudian meningkatkan kewaspadaannya.

Tap! Tap!

Langkah demi langkah ia lalui dengan sangat hati-hati, tidak tahu bahaya yang akan menantinya di depan kabut.

Swoooshhh!

Angin dingin berhembus kencang dari berbagai arah membuat bulu kuduk Ryan merinding. Tapi Ryan tidak gentar dan melanjutkan perjalanan di area berkabut dengan harapan menemukan tentara bayaran lainnya. Harapan Ryan terkabul, ia mendengar suara langkah kaki seseorang. Tanpa menurunkan kewaspadaannya ia berjalan ke arah sumber suara.

Swiiishhh!

Sebuah pedang tiba-tiba menyerang ke arah Ryan. Dengan reflek, ia menghindar ke samping dengan waktu yang sangat pas.

“Siapa kau?” tanya Ryan, siap mengeluarkan pedangnya dengan satu tarikan.

“Aku Sean, apa kau salah satu tentara bayaran?” ucapnya, pedangnya masih mengarah ke Ryan.

“Oh, Sean. Dan ya! Aku salah satu orang yang menerima misi Count Gastavl. Caramu sangat kasar untuk menentukan kawan atau lawan!”

“Maafkan aku, tapi cuma ini satu-satunya cara yang ku tahu. Pertanyaan terakhir, jika kau tentara bayaran, siapa dirimu? Kau terlihat terlalu muda!”

“Aku Ryan Arden dari Etherea.”

“Arden?” Mendengar nama belakang Ryan, Sean tampak terkejut tapi ia kemudian kembali tenang.

“Apa ada masalah?”

“Ti—tidak ada masalah sama sekali.” Wajahnya menunjukkan ekspresi masam. Melihat itu, Ryan tidak tahu harus berkata apa.

‘Mungkin aku punya masalah dengannya di masa lalu. Situasinya menjadi agak canggung … sebaiknya aku alihkan saja topiknya.’

“Sepertinya kita terlalu memakan waktu di sini. Lebih baik kita mencari yang lain agar ekspedisi berjalan dengan lancar,” ujar Ryan dengan saran yang tidak buruk.

“Ide bagus, kabut ini membuat kita berpencar ke berbagai arah, aku takut terjadi sesuatu dengan yang lain. Ayo! Kita sepertinya tidak punya banyak waktu!” jawab Sean, setuju dengan saran Ryan.

Ryan dan Sean kemudian menelusuri area berkabut untuk mencari tentara bayaran yang terpencar ke berbagai arah. Mereka setidaknya harus berdekatan dalam jarak 1 langkah agar tidak terpencar karena tebalnya kabut yang ada.

“Kabut ini sangat tebal! Apa kau tidak menggunakan elemental anginmu?”

“Aku tidak memiliki elemental angin.”

“Tapi rambutmu hijau?”

“Stereotip itu lagi! Ayahku memang berambut, mata hijau, dan memiliki elemental angin. Tapi elemen yang aku dapatkan berasal dari ibuku yang memiliki elemen air.”

“Ah, begitu. Maafkan aku jika itu sedikit menyinggung perasaanmu.”

“Tak apa! Yang terpenting kita harus kembali fokus.”

Gedebuk!

Saat mereka berniat kembali mencari anggota yang lain, tiba-tiba kaki Ryan menendang sesuatu. Ryan kemudian mengisyaratkan untuk waspada ke Sean dan Sean menganggukkan kepalanya sebagai respon. Ketika Ryan melihat ke arah sesuatu yang menabrak kakinya. Ia kemudian terkejut dan mendadak mundur.

New World: MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang