4. Permintaan Ayah dan Bunda

3.8K 151 0
                                    

Happy Reading
________


Di sebuah pemakaman, terdapat keluarga besar yang sedang mengerumuni dua makam yang baru saja terisi.

Seorang gadis dengan abaya hitam serta khimar hitam senada yang melekat di tubuhnya. Gadis itu menatap sendu Kedua makam dihadapan nya. Ia menangisi kepergian kedua orangtuanya.

"Ternyata mimpi aku semalam itu nyata ya? Kalian pergi gak ajak aku. Seandainya saja aku ikut kalian pulang, pasti aku juga akan pulang bareng kalian."lirih Zaqilah.

"Apa kalian gak mau hadiri wisuda aku?"tanya Zaqilah dengan mulai terisak.

"Bunda, Ayah, Qilah bentar lagi mau Wisuda Tahfidz. Apa kalian gak mau temani Qilah saat Qilah berhasil nanti? Apakah bunda tidak mau Qilah pasangkan mahkota, hasil kerja keras Qilah dan do'a kalian?"tanya seorang gadis yang berusia tujuh belas tahun itu dengan sendu.

"Sudah, Qil. Jangan nangis ini sudah menjadi ketentuan dari Allah."Ucap Alara.

"Tapi kenapa jadi gini? Kenapa Allah takdirin mereka pergi duluan, kenapa gak bareng aja sama aku."Zaqilah menyeka sudut matanya yang berair.

"Sudah. Kamu gak boleh berbicara begitu, kita gak boleh nyalahin takdir yang sudah di tentukan. Siapa tau kamu tidak ikut dengan kedua orang tuamu, karena kamu ditakdirkan untuk menggapai masa depan terlebih dahulu."jelas Zafeera.

"Aqil yang sabar... Jangan sedih, kalau kamu sedih nanti Om Arsean sama Tante Salwa jadi ikutan sedih."ucap seorang gadis yang memiliki hubungan antar sepupu dengan Zaqilah. Gadis itu adalah Alyah.

"Qilah gak boleh nangis, disini masih ada Ala, Caca, Yaya dan semuanya."ujar gadis yang bernama Alara Fauziah Ayati.

"fira juga bakal selalu ada sama Qilah. Kamu tau gak Qil? Kamu gak boleh nyerah karena kehilangan kedua orangtua kamu, justru itu ini adalah ujian buat kamu. Biar pun kamu gak bisa memasangkan mahkota di kepala Bunda kamu saat ini, tetapi kamu bisa memasangnya di Akhirat kelak bukan?"ucap Zafeera.

Perlahan Zaqilah menatap satu persatu keluarganya yang tersenyum kepadanya, lalu ia menatap sang adik kecil yang baru saja berusia lima bulan yang sedang di gendong oleh Ibu dari Zafeera.

"Terimakasih."satu kata yang terdengar sangat menyakitkan di telinga mereka.

Perlahan air mata mereka kembali meluruh, ntah itu kakek, paman bibi dan om tante Zaqilah.

"Qilah ikhlas. Semoga bunda dan ayah tenang, adek akan aman sama kita. Yang tenang ya kalian?"

"Qilah pamit, Assalamualaikum."Zaqilah pergi meninggalkan pemakaman bersama ketiga sepupunya.

"Mbak Salwa, qilah akan aman bersama kami. Tak usah khawatir."ucap Lidya selaku Ibu dari Zafeera.

🍁🍁🍁

Sesampainya di rumah, Zaqilah meminta kepada tiga sahabatnya agar tidak mengganggunya dulu. Ia sedang ingin menyendiri.

"Kita temenin saja ya Qil."ujar Alyah sedikit memaksa.

Zaqilah mengangkat tangannya, "gak usah Al. Kalian pergi saja ke kamar masing masing, qilah butuh sendiri."balas Zaqilah kepada Alyah.

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang