46. Pemakaman

1.5K 44 0
                                    

Happy Reading
_______

"TIDAK DOK! SUAMI SAYA GAK BAKAL TEGA NINGGALIN SAYA SAMA ANAKANYA!" teriak Zaqilah histeris.

Wanita itu sudah terduduk lemas di lantai, setelah mendengar berita yang berhasil membuat dirinya seperti di sengat aliran listrik berjuta juta volt atau lebih tak terhitung.

Dunia nya hancur, kebahagiaannya sudah sirna. Jika boleh meminta untuk di ulang, maka lebih baik dirinya yang pulang terlebih dahulu daripada harus sang Suami.

Abba Abhizar yang melihat itu, langsung mengusap air matanya yang mengalir. Abba Abhizar mendekat dan berbicara dengan dokter Alvaro.

Sementara Umma Zahfa, Ning Aina, dan Zafeera. Masih setia menenangkan Zaqilah yang menangis.

Di dalam halusinasi Zaqilah.

Alka datang mendekat dengan wajah yang berseri seri, serta jubah putih yang melingkupi tubuh kekarnya.

Zaqilah terdiam dengan tak menangis bersuara lagi.

Alka membungkuk menyamakan tingginya dengan Zaqilah yang sekarang tengah terduduk lemas.  Alka mengecup kening Zaqilah lamat lamat.

Alka kembali menegakkan tubuhnya, ia mundur tiga langkah. Lelaki itu melambaikan tangannya. Sebuah cahaya menarik lelaki itu pergi ntah kemana, Zaqilah yang melihat itu terisak dalam lamunannya.

Umma Zahfa menyadarkan menantunya, "Nak, kamu kenapa?" tanya Umma Zahfa.

Zaqilah menoleh, lalu menggelengkan kepalanya. "T-tidak Umma."

Zaqilah kembali menatap lurus kedepan, ntah apa yang berlalu lalang di dalam benaknya.

"Ana Uhibuka Fillah, Mas Alka."

***

Di sebuah tempat Pemakaman, yang dihuni ratusan bahkan ribuan manusia yang sudah tak bernyawa. Terlihat satu keluarga sedang mengelilingi sebuah makam yang baru saja terisi.

Bertuliskan nama.

Muhammad Alka Abdul Aziz

Bin

Abhizar Abdul Ghofur

Zaqilah memeluk batu nisan itu, dengan memainkan tanahnya.

"Aku janji, Mas. Aku akan menuruti kemauan kamu." lirih wanita itu.

"Yang tenang ya disana? Selamat mendamai... Aku hanya ingin mengucapkan, selamat atas keberhasilan kamu menjadi seorang suami yang hebat dan baik. Ternyata, kamu menyerah terlebih dahulu sebelum kita mendamai bersama. Aku janji, akan merawat dan menjaga anak anak sampai akhir hidupku."

"Haedar dan Haura, akan tumbuh menjadi penolong di akhirat nanti."

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Kaisya Nadhifa binti Rayyan Abdullah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!" ucap Altarel dengan lantang menjabat tangan paman dari Kaisya.

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang